Logo SitusEnergi
Laba Merosot 23%, Rombak Direksi Pertamina Laba Merosot 23%, Rombak Direksi Pertamina
Jakarta, situsenergy.com Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk merombak Direksi Pertamina. Hal ini menyusul merosotnya laba bersih Pertamina... Laba Merosot 23%, Rombak Direksi Pertamina

Jakarta, situsenergy.com

Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk merombak Direksi Pertamina. Hal ini menyusul merosotnya laba bersih Pertamina 2017 hingga 23 persen.

Padahal, kata dia, perusahaan-perusahaan minyak dan gas bumi di negara-negara lain masih berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih seiring naiknya harga minyak dunia.

“Ada Ketidak beresan di tubuh Pertamina yang menyebabkan laba bersih Pertamina pada tahun 2017 anjlok sebesar 23 persen,” kata Arief kepada Situsenergy.com di Jakarta, Senin (29/1/2018).

Padahal, seperti dikutip dari detikcom perusahaan migas asal Belanda, Shell berhasil mengantongi laba bersih sebesar US$ 4,1 miliar di kuartal III-2017. “Angka itu naik dari catatan di kuartal yang sama di tahun sebelumnya sebesar US$ 2,7 miliar,” ucapnya.

Kemudian perusahaan pemilik SPBU Petronas, Petroliam Nasional Bhd juga berhasil mengantongi laba setelah pajak sebesar 10 miliar ringgit di kuartal III-2017, naik 64% dari kuartal yang sama di 2016 sebesar 6,1 miliar ringgit. Sedangkan pendapatan naik 14% menjadi 53,7 miliar ringgit.

“Ini merupakan catatan kinerja Pertamina yang buruk selama dipiloti oleh Elya Massa Manik. Karena itu Presiden Jokowi harus meminta Menteri BUMN untuk mengevaluasi kinerja Direksi Pertamina yang tidak mampu menaikan laba bersih Pertamina pada tahun 2017,” tukasnya.

BACA JUGA   PIS dan NYK Jepang Teken MoU Kerja Sama Kelola Kapal

Sepertinya, kata dia, ketidak beresan terjadi salah satunya  akibat penempatan jajaran pejabat manajemen yang lebih berbasis primodialisme berdasarakan suku dibandingkan berdasarkan kompetensi dalam penempatannya. “Sebab sangat aneh disaat NOC negara lain menikmati kenaikan laba bersih justru Pertamina terus melorot laba bersihnya,” tukasnya.

“Kondisi terbalik justru dialami Pertamina yang meski sepanjang 2017 berhasil mengantongi pendapatan sebesar US$ 42,86 miliar atau naik 17% dari 2016. Namun perolehan laba bersih perseroan turun dari US$ 3,15 miliar di 2016 menjadi US$ 2,4 miliar di 2017 atau Rp 36,4 triliun (kurs Rp 13.500),” paparnya.

“Penurunan sebesar 23% tersebut dijelaskan lantaran belum adanya penyesuaian harga untuk BBM bersubsidi seperti Premium dan Solar,” tambah dia.

Menurutnya, alasan tentang belum adanya harga untuk BBM bersubsidi seperti Premium dan Solar tidak bisa jadi sebuah alasan sebab BBM Premium dan Solar kebanyakan hasil dari import dan saat ini saja dijual dengan harga yang jauh lebih mahal dari luar negeri

“Jadi pasti ada ketidakberesan dalam hal trading Pertamina untuk import Premium dan Solar. Patut diduga ada kelompok Mafia Migas yang masih terus mengerogoti Pertamina,” ketusnya.

BACA JUGA   Pasca Restrukturisasi, Pertamina Fokus Layani Masyarakat Hingga Pelosok

Mestinya, lanjut dia, Direksi Pertamina harus berani melawan dan menolak para mafia import dan mafia broker import minyak. “Ada yang aneh, dulu waktu beli minyak dari Petral justru laba Pertamina naik. Kok justru sekarang yang katanya beli langsung malah laba Pertamina turun,” katanya.

Karena itu, pihaknya meminta agar Pemerintah segera merombak Direksi Pertamina dengan orang-orang yang mumpuni agar kinerja  Pertamina meningkat. “Dulu sudah saya perkirakan Elia Massa Manik pasti tidak akan mampu menahkodai Pertamina. Wong di PTPN saja PTPN rugi, apalagi di Pertamina,” pungkasnya.(adi)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *