

Kinerja Moncer, Pendapatan Pertamina PDC Tahun Lalu Lampaui Target
MIGAS April 19, 2023 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Entitas usaha dari PT Pertamina (Persero), PT Patra Drilling Contractor (Pertamina PDC) membukukan pendapatan sebesar Rp2,7 triliun di tahun 2022. Pendapatan ini melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp1,8 triliun.
Direktur Utama PDC Faried Iskandar Dozyn, realisasi pendapatan 2022 ini memberikan dorongan yang positif terhadap kinerja laba bersih perseroan yang mencapai Rp92 miliar dari target Rp76 miliar.
“Jadi 40 persen pendapatan dari PDC itu dari PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) selaku induk usaha dan 60 persen dari Pertamina Grup. Sekarang kita mulai mendapat kontrak – kontrak baru dari Subholding lainnya,” tutur Faried dalam keterangannya, Rabu (19/4/2023).
Dijelaskan bahwa pendapatan di tahun lalu tersebut dikontribusikan dari seluruh unit usaha PDC dengan komposisi terbesar berturut-turut diperoleh dari unit usaha Manpower Services, Service Contract, Food and Lodging Services (FLS), Engineering, Procurement and Construction (EPC) dan Horizontal Directional Drilling (HDD), serta Heavy Transport Equipment (HTE).

Pendapatan yang melampaui target, lanjut Faried, juga diperoleh atas upaya PDC meningkatkan kapasitas, aset, kemampuan dan keunggulan operasional. Di tahun 2023 ini perusahaan akan semakin ekspansif untuk mengejar berbagai proyek strategis terutama suppporting project di hulu migas yang dimiliki oleh badan usaha di luar Pertamina Grup.
“Kami sadar akan vitalnya pelaksanaan proses bisnis yang efektif sehingga diperlukan pengembangan praktik terbaik dalam melaksanakan aktivitas dan kegiatan proyek,” lanjutnya.
Tahun 2023, Pemegang Saham secara khusus menyampaikan mandat agar PDC mampu meningkatkan kontribusinya terhadap upaya PT Pertamina (Persero) memenuhi target produksi migas yang ditetapkan sebesar 1,055 juta BOEPD.
Untuk itu, sedikitnya ada lima strategi yang akan diterapkan PDC, mulai dari sinergi dan kolaborasi dalam pelaksanaan pengadaan dan pemenuhan kebutuhan operasional dan finansial perusahaan.
Kemudian prioritasi aset strategis yang memberikan kontribusi produksi dan finansial maksimal, hingga mengoptimalkan peningkatan keekonomian, meminimalisir risiko bisnis, dan menjaga kesehatan struktur modal.
“Dengan pilar-pilar strategis ini kami telah membangun fondasi bisnis yang kuat. Ini semua pula yang akan mendukung pertumbuhan bisnis di masa depan,” pungkas Faried. (DIN/SL)
No comments so far.
Be first to leave comment below.