

Ketua Komisi VI DPR: Penyesuaian Harga Pertamax Bisa Tingkatkan Kesehatan Keuangan Pertamina
MIGAS August 11, 2024 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, situsenergi.com
Ketua Komisi VI DPR Faisol Riza menilai upaya PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax dapat semakin meningkatkan kesehatan keuangan BUMN energi tersebut.
“Selain itu, dengan menaikkan harga Pertamax, diharapkan bisa semakin meningkatkan laba perusahaan sekaligus menjaga potensi pemasukan negara,” kata Faisol Riza di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, selama lima bulan Pertamina menjual Pertamax di bawah harga keekonomian, tentu berdampak terhadap keuangan perusahaan. Jadi dengan disesuaikannya harga Pertamax, diharapkan bisa meningkatkan kesehatan finansial perusahaan.
“Diharapkan, profitabilitas semakin meningkat, sekaligus menjaga potensi pemasukan kepada negara,” ujarnya.
Lebih jauh Faisol Riza mengatakan, upaya Pertamina menahan harga Pertamax sejak Maret 2024 bukan tanpa risiko. “Misalnya dari sisi keuangan, dengan menjual di bawah harga keekonomian selama lima bulan, tentu memiliki dampak tidak sedikit. Namun hal itu dilakukan juga oleh Pertamina demi menjaga daya beli sekaligus stabilitas ekonomi nasional,” paparnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, Pertamina tidak bisa terus menahan harga Pertamax. Apalagi, SPBU swasta sudah berkali-kali melakukan kenaikan harga BBM, termasuk RON 92.
“Selain itu, harga minyak dunia juga masih berfluktuatif dan nilai tukar mata uang dalam negeri yang terus melemah, pada kisaran Rp 16.000 per dolar AS. Jadi malau Pertamax tidak dinaikkan, tentu berbahaya buat kesehatan finansial BUMN,” tukasnya.
Untuk itu lanjut dia, Pertamina juga perlu melakukan upaya untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan, apalagi, sebagai BUMN, juga diwajibkan mencari untung.
“Saya sebagai wakil rakyat menilai, upaya Pertamina menaikkan Pertamax, sudah tepat. Apalagi, harga yang disesuaikan juga masih paling rendah dibandingkan badan usaha lain,” katanya.
“Selain itu, dengan menaikkan harga Pertamax, tambahnya, Pertamina juga berperan dalam menjaga persaingan yang sehat dengan perusahaan swasta sejenis lain, sehingga kondisi demikian positif untuk iklim investasi di tanah air,” lanjut dia.
Akhir pekan ini, Pertamina melakukan penyesuaian terhadap harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax, yang mana sekarang harga BBM RON 92 itu dibanderol Rp 13.700/liter.
Namun demikian, dibandingkan harga BBM sejenis badan usaha lain, harga Pertamax masih lebih murah. Revvo 92 dari Vivo misalnya, dijual Rp 14.320/liter dan Super dari Shell Rp 14.520/liter. Termasuk BP 92 (BP AKR) yang dijual Rp 13.850/liter.
Sebelumnya Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengungkapkan, penyesuaian harga BBM Non Subsidi mengacu pada tren harga rata-rata publikasi minyak dunia atau ICP dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Meski tren ICP mengalami kenaikan sejak akhir trimester pertama, harga BBM Non Subsidi Pertamina Patra Niaga sebelumnya tidak mengalami perubahan sejak Maret 2024 karena mempertimbangkan kondisi stabilitas ekonomi,” ujarnya.
Namun menurut Heppy, Pertamina Patra Niaga akhirnya melakukan penyesuaian harga selaras dengan yang telah dilakukan oleh seluruh badan usaha sejak awal bulan Agustus 2024.
“Seperti badan usaha lain, Pertamina juga melakukan penyesuaian harga BBM Non Subsidi. Penyesuaian dilakukan secara bertahap,” ujar Heppy.
Dia memastikan penetapan harga sudah sesuai dengan regulasi Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi Kepmen ESDM No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU).

Kenaikan harga juga turut mempertimbangkan faktor daya beli masyarakat.
“Kami pastikan harga ini tetap paling kompetitif untuk produk-produk dengan kualitas setara,” tambahnya.(SL)
No comments so far.
Be first to leave comment below.