Home ENERGI Ketahanan Stok BBM Dinaikkan, FSPPB: Pemerintah Harus Handle Biaya Penyimpanan
ENERGI

Ketahanan Stok BBM Dinaikkan, FSPPB: Pemerintah Harus Handle Biaya Penyimpanan

Share
Share

Jakarta, Situsenergy.com

Ketahanan stok BBM nasional menurut data dari PT Pertamina (Persero) rata-rata di atas 20 hari. Sementara di berbagai negara maju ketahanan stok bisa mencapai 3 bulan. Oleh sebab itu dengan ketahanan stok yang kurang dari 1 bulan ini bagi sebagian pihak menilai sangat rentan bagi kelangsungan industri dan juga mobilitas masyarakat terlebih jika terjadi force majeure.

Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Arie Gumilar, mengatakan sebenarnya Pertamina mampu untuk menambah ketahanan stok agar bisa lebih dari 30 hari. Namun dengan syarat biaya inventori dan storage ditanggung oleh pemerintah. Jika masih saja dibebankan kepada Pertamina, hal itu akan sangat memberatkan cash flow perusahaan. Pasalnya saat ini Pertamina harus menanggung beban biaya atas kebijakan pemerintah berupa BBM Satu Harga. Ditambah dengan belum adanya kebijakan menaikkan harga BBM membuat beban Pertamina semakin berat.

“Ketahanan nasional itu untuk kepentingan negara, kalau ketahanan stok tidak jadi beban perseroan berapapun kita siap tergantung dari kebijakan pemerintah, tapi asal yang menanggung biaya adalah permerintah,” kata Arie usai menghadiri acara doa bersama dan santunan anak yatim – dhuafa yang diadakan oleh Serikat Pekerja Forum Komunikasi Pekerja dan Pelaut Aktif (SP-FKPPA) di Jakarta, Selasa (12/11).

Dijelaskannya bahwa di negara-negara lain pemerintah mau campur tangan untuk menghandle biaya penyimpanan BBM. Bahkan pemerintahan dari beberapa negara tersebut juga menanggung beban distribusi BBM sehingga badan usaha yang menanganinya tidak terlalu terbebani. Namun sebaliknya di Pertamina semua beban biaya tersebut menjadi tanggung jawab perseroan. Oleh sebab itu apabila ada pihak-pihak tertentu yang menginginkan agar ketahanan stok BBM di Pertamina dinaikkan, harus ada jaminan investasi dari pemerintah supaya tidak membebani perseroan kedepannya.

“Bukan kita nggak sanggup tapi akan menganggu cashflow dan akan nambah cost inventrory dan cost produksi jika itu jadi beban kita. Termasuk biaya pengangkutan, kalau seandainya beban biaya itu ditanggung pemerintah kita optimis harga BBM Pertamina akan lebih kompetitif,” ulas dia. (DIN/rif)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Kabar Baik, Rig PDSI#15.3 Temukan Potensi Sumber Migas

Jakarta, situsenergi.com Rig PDSI#15.3/N110-M milik PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) berhasil...

Pertamina Gaspol! 8.000 Liter Dexlite Dikerahkan untuk Buka Akses Jalan di Sumatera

Sumbagut, situsenergi.com Pertamina ikut tancap gas menangani bencana longsor yang memutus akses...

Elnusa Perkenalkan Maket Brick Vibroseis Pertama di Indonesia

Jakarta, Situsenergi.com PT Elnusa Tbk, bagian dari Pertamina Hulu Energi (PHE) Group,...

Sorgum, Pellet, dan Bioetanol:Catatan di Tepi Ladang yang Tak Pernah Masuk Rencana Pembangunan

Oleh : Andi N Sommeng Di sebuah desa yang namanya terlalu sederhana...