

Kementrian ESDM Sebut Pemanfaatan Tenaga Surya di RI Terbuka Lebar
Uncategorized June 21, 2022 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan Sripeni Inten Cahyani mengatakan, pemanfaatan tenaga surya sangat terbuka lebar karena masih rendahnya konsumsi listrik RI yang 1.039 kWh per kapita pada 2019. Angka ini jauh di bawah Vietnam (2.690 kWh), Thailand (2.636 kWh), dan Malaysia (5.097 kWh).
“Dilihat dari sini, dengan jumlah penduduk dan market yang besar, kita ada peluang konsumsi listriknya ditingkatkan. Tapi ingat, kita jangan jadi penonton, harus jadi tuan rumah. Ini dimulai dari (kontribusi) anak muda,” kata Inten seperti dikutip di Jakarta, Senin (20/6/2022).
Ia membandingkan pada 2019, Vietnam telah memproduksi listrik surya 5,9 TWh, sementara Indonesia kurang dari 0,01 TWh. Pemanfaatan hidro Vietnam yang juga tinggi, yaitu 67,4 TWh dibanding Indonesia hanya 16,5 TWh.
“Jadi tidak bisa menggantungkan Kementerian ESDM saja, ini tugas bersama. Termasuk institusi terkait lainnya dengan tetap mempertimbangkan supply dan demand,” tukasnya.
Kondisi tersebut, lanjut dia, merupakan gambaran generasi milenial turut serta terlibat dalam meningkatkan pemanfaatan sektor EBT secara modern. Pemahaman akademis juga dibutuhkan untuk memperkuat implementasi pembangunan PLTS di lapangan.
“Tidak harus melakukan sesuatu yang besar untuk turut membangun, tapi bisa dilakukan dengan hal-hal kecil. Pahami dengan ilmu yang besar dan ikutilah gerakan-gerakan secara rasional membangun EBT,” ungkap Inten.
Lebih jauh ia mengatakan, program Gerilya berbasis enviromental, social and governance (ESG) dan berbalut edukasi ini merupakan salah satu cara yang mampu memberikan dampak positif bagi perubahan sektor ESDM yang lebih baik.
“Dengan mengikuti Gerilya, menurut saya adalah satu step, Anda telah memberikan kontribusi,” pesan Inten.
Masih menurut dia, pemanfaatan surya harus dikombinasikan dengan sumber energi lain, seperti hidro. Kondisi ini diharapkan dapat menopang intermitensi dari tenaga surya.
“Hidro ini bisa dimanfaatkan untuk mengimbangi intermitensi dari tenaga surya,” katanya.

Lebih jauh, Inten menyinggung potensi energi lokal sebagai basis ketahanan energi di masa mendatang.
“Kita ini diberi energi surya gratis. Apalagi data Global Horizontal Irradiation dari World Bank Group ada wilayah yang berwarna kuning kemerah-merahan. Artinya iradiasi Mataharinya tinggi, namun produksi pemanfaatannya menjadi tenaga listrik masih belum optimal. Ini peluang kita,” pungkasnya.(ERT/SL)
No comments so far.
Be first to leave comment below.