


Jakarta, Situsenergi.com
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa tahun 2021 sebanyak 21 smelter atau pabrik pengolahan dan pemurnian telah beroperasi dan akan bertambah di tahun 2022 ini.
Start Khusus Menteri ESDM, Irwandy Arif mengatakan pembangunan dan operasional smelter masih sesuai target meksipun terjadi perubahan kontrak.
“Perkembangan hingga 2021 itu ada 21 smelter yang sudah operasi kemudian untuk tahun 2022 akan ada tambahan lagi 7 smelter,” kata dia dalam sebuah wawancara televisi yang disiarkan secara daring program Mining Zone, dikutip Kamis (01/6/2022).
Diperkirakan untuk membangun smelter di dalam negeri masih dibutuhkan investasi sekitar USD30 miliar hingga 2023 untuk menyelesaikan semua smelter nikel, bauksit hingga timbal dan seng.

“Mudahan – mudahan sampai akhir 2022 akan menjadi 28 smelter,” kata dia.
Sementara itu menyikapi ada investor yang hengkang dari proyek smelter di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, Irwandy mengatakan bahwa perkembangan yang terjadi sudah ada kerjasama dengan Vale Indonesia dengan pihak Jepang dan berlangsung cukup lama sekitar 10 tahun.
“Masing – masing perusahaan mempunyai kriteria tertentu baik Vale Indonesia maupun pihak Jepang dan karena sudah berlangsung lama, mungkin ada yang tidak sesuai dengan kriteria diantara kedua belah pihak,” kata dia. (SA/SL)
No comments so far.
Be first to leave comment below.