Logo SitusEnergi
Kementerian ESDM Pastikan Tarif Listrik Indonesia Sangat Kompetitif  Kementerian ESDM Pastikan Tarif Listrik Indonesia Sangat Kompetitif 
Jakarta, situsenergy.com Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan tarif listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero masih tetap kompetitif ditengah kondisi... Kementerian ESDM Pastikan Tarif Listrik Indonesia Sangat Kompetitif 

Jakarta, situsenergy.com

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan tarif listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero masih tetap kompetitif ditengah kondisi perekonomian global yang tidak menentu. Bahkan pemerintah mengklaim Hingga Juni 2018, tarif listrik Indonesia tetap kompetitif apabila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara (negara-negara ASEAN).

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, menjelaskan pemerintah konsisten tidak akan menaikkan tarif listrik bagi pelanggan penerima subsidi hingga 2019 mendatang. Hal ini semata-mata dilakukan Pemerintah demi menjaga daya beli masyarakat.

Dikatakannya hingga Juni 2018 kemarin menunjukkan bahwa tarif tenaga listrik di Indonesia cukup bersaing bila dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, dan Vietnam. Hal ini tidak lepas dari berbagai kebijakan pemerintah di sektor energi.

“Berdasarkan data yang kami himpun, kami pastikan bahwa selain kompetitif, tarif listrik di Indonesia juga paling stabil dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara,” kata Agung dalam rilisnya, Senin (27/8).

Secara rinci, saat ini besaran tarif rata-rata untuk pelanggan rumah tangga 450 VA sebesar Rp415 per kWh, Rumah tangga 900 VA tidak mampu sebesar Rp586 per kWh, Rumah tangga 900 VA mampu sebesar Rp1.352 per kWh dan pelanggan non subsidi (tarif1 adjustment), sebesar Rp1.467 per kWh.

BACA JUGA   Bangga! Tim Medco E&P Tembus Top 10 Dunia di AI Hackathon GOTECH 2025

Untuk tarif adjustment, tarif listrik di Indonesia bagi pengguna rumah tangga non subsidi ini dikonversikan sekitar 11 sen USD/kWh, masih lebih murah dibanding tarif listrik rumah tangga di Thailand yang mencapai 12,41 sen USD/kWh, Singapura 19,97 sen USD/kWh, dan Filipina 18,67 sen USD/kWh.

Untuk tenaga listrik konsumen bisnis menengah, tarif di Indonesia dan Thailand adalah 11 sen USD/kWh, lebih rendah dibandingkan Malaysia (13,58 sen USD/kWh), Singapura (14,30 sen USD/kWh), Filipina (12,23 sen USD/KWh) dan Vietnam (13,44 sen USD/kWh)..

Bahkan, untuk jenis pengguna bisnis besar, tarif tenaga listrik di Indonesia termasuk yang termurah se-ASEAN, yakni 8,36 sen USD/kWh, bila dibandingkan konsumen kelas yang sama di Singapura yang mencapai 14,02 sen USD/kWh, Vietnam 11,98 sen USD/kWh, Thailand 11 sen USD/kWh, Filipina 11,98 sen USD/kWh, dan Malaysia 9,60 sen USD/kWh.

Di samping itu, untuk jenis pengguna industri menengah, tarifnya di Indonesia dan Thailand sebesar 8,36 sen USD/kWh, lebih murah daripada tarif di Singapura yang mencapai 13,05 sen USD/kWh, Filipina 11,69 sen USD/kWh. Tarif ini sama dengan besaran tarif tenaga listrik kelas yang sama di Thailand, namun berada sedikit di atas Malaysia yang tarifnya 8,29 sen USD/kWh dan Vietnam 7,81 sen USD/kWh.

BACA JUGA   PGE Gandeng Zorlu Enerji Turki untuk Kembangkan Proyek Panas Bumi Internasional

Tarif tenaga listrik pengguna industri besar yang sebesar 7,47 sen USD/kWh, hanya sedikit lebih tinggi dibanding Vietnam (7,41 sen USD/kWh). Untuk kelas ini Singapura mematok tarif 12,72 sen USD/kWh, Filipina 11,63 sen USD/kWh, Thailand 8,36 sen USD/kWh dan Malaysia (7,76 sen USD/kWh).

“Coba bandingkan dengan negara lain. Pemerintahan mereka sudah beberapa kali menaikkan tarif listrik. Sementara, kami tidak ada perubahan tarif bahkan kami optimis akan menciptakan tarif yang lebih kompetitif bila program 35.000 MW berjalan sesuai target,” pungkas Agung. (DIN)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *