Home ENERGI TERBARUKAN Kementerian ESDM: Mandatori Biodiesel B30 Berhasil Turunkan Emisi GRK Hingga 27,8 juta CO2e
ENERGI TERBARUKAN

Kementerian ESDM: Mandatori Biodiesel B30 Berhasil Turunkan Emisi GRK Hingga 27,8 juta CO2e

Share
Kementerian ESDM: Mandatori Biodiesel B30 Berhasil Turunkan Emisi GRK Hingga 27,8 juta CO2e
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Sepanjang 2022, program mandatori biodiesel B30 berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 27,8 juta CO2e dengan alokasi kuota biodiesel sebanyak 11 juta kiloliter, senilai lebih dari 10 miliar dolar AS.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (11/10).

“Untuk 2023, kuota biodiesel telah ditetapkan sebesar 13,15 juta kiloliter dan diharapkan nilai manfaat dari program tersebut dapat mencapai lebih dari 11,2 miliar dolar AS,” kata Yudo.

Menurutnya, pemerintah telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sesuai kesepakatan global yang tercantum dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC).

“Dokumen E-NDC menyebutkan Indonesia ditargetkan mengurangi emisi GRK sebanyak 32 persen atau 358 juta ton CO2e dengan usaha sendiri atau 41 persen atau sebanyak 446 juta ton CO2e dengan bantuan dunia internasional pada 2030,” tukasnya.

Untuk mengejar target tersebut, lanjut Yudo, berbagai program telah dilaksanakan pemerintah, salah satunya ialah pemanfaatan biomassa sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang memiliki dampak menghasilkan emisi gas buang.

“Biomassa sebagai salah satu sumber energi berbasis energi baru terbarukan, yang memegang peranan penting dalam program dekarbonisasi menuju emisi nol bersih,” terangnya.

Lebih jauh Yudo juga mengatakan bahwa salah satu produk biomassa ialah biodiesel yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar diesel untuk kendaraan.

“Biodiesel menawarkan sebagai campuran bahan bakar yang lebih bersih dan ramah lingkungan daripada bahan bakar fosil konvensional, sehingga mengarah kepada pengurangan emisi gas rumah kaca dan polusi udara secara signifikan,” paoar Yudo.

Ia menambahksn, bahwa implementasi biodiesel di Indonesia telah berjalan selama lebih dari 17 tahun dan menjadikan Indonesia sebagai pelopor dalam pemanfaatan biodiesel.

PIS

“Pada Februari 2023, program mandatori campuran biodiesel ke bahan bakar fosil telah diimplementasikan secara nasional dengan persentase sudah mencapai 35 persen atau B35 dan terus akan ditingkatkan hingga mencapai B100,” tutup Yudo.(Ert/SL)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Indonesia Siap Jadi Pemain Utama dalam Transisi Energi Global

Jakarta, situsenergi.com Indonesia menunjukkan keseriusannya menjadi pemain kunci dalam transisi energi global...

Elnusa Galakkan Konservasi Orangutan untuk Jaga Masa Depan Hutan

Jakarta, situsenergi.com Hutan tropis Kalimantan menyimpan kekayaan hayati yang luar biasa, termasuk...

Dharma Polimetal Resmikan PLTS 4.850 kWp, Tekan Emisi Ribuan Ton CO2!

Jakarta, Situsenergi.com Siapa sangka perusahaan komponen otomotif bisa jadi pionir energi bersih?...

Saham Melejit 30%! Investasi Pertamina NRE di Filipina Panen Untung Besar

Jakarta, Situsenergi.com Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) kembali mencetak kinerja...