Logo SitusEnergi
Kelola Blok Rokan, PHR Harus Punya Mitra Yang Paham EOR Dan Punya Modal Kelola Blok Rokan, PHR Harus Punya Mitra Yang Paham EOR Dan Punya Modal
Jakarta, Situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kini tengah fokus mencari mitra usaha di blok Rokan. Syarat utama untuk bisa bergabung di Blok Rokan yakni harus... Kelola Blok Rokan, PHR Harus Punya Mitra Yang Paham EOR Dan Punya Modal

Jakarta, Situsenergi.com

PT Pertamina (Persero) kini tengah fokus mencari mitra usaha di blok Rokan. Syarat utama untuk bisa bergabung di Blok Rokan yakni harus memahami soal  chemical Enhanced Oil Recovery (EOR) dan memiliki kesiapan dari sisi finansial. 

Saat rapat dengan Komisi VII, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyampaikan, EOR sebenarnya sudah diimplementasikan di Rokan, hanya saja berbeda jenis seperti yang akan diterapkan yang rencananya akan menggunakan bahan kimia atau chemical EOR.

“EOR yang sudah diterapkan adalah steem flood, termasuk yang terbesar di dunia di duri karena heavy oil,” ujar Nicke Rabu (29/9/2021) kemarin. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, saat dihubungi Situsenergi.com menyampaikan bahwa Pertamina Hulu Rokan (PHR) memang seharusnya mencari partner yang bukan hanya kuat secara finansial, namun juga memiliki kemampuan dan paham secara teknis terhadap teknologi EOR. 

“Saya kira memang Pertamina harus mencari partner yang tidak hanya siap secara finansial, tetapi juga harus paham dengan teknis. Dengan demikian, partner tersebut harus memahami dan berbagi resiko pekerjaan secara completed. Mereka juga bisa membantu dan memberikan masukan kepada PHR dalam pelaksanaan pekerjaan di Blok Rokan,” ujar Mamit. 

Diakui Mamit, mencari partner dengan kualifikasi tersebut sangatlah sulit. Namun demikian, Pertamina menurutnya bisa saja memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki oleh mantan pegawai Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang saat ini sudah masuk ke PHR. 

“Mencari partner yang menguasai hal tersebut bukan perkara mudah apalagi kesulitan dalam pengerjaan di Blok Rokan cukup tinggi. Tetapi, meskipun saat ini belum mendapatkan partner yang tepat, saya harap PHR harus terus bekerja secara optimal dengan tetap menjaga produksi mereka. Permasalahan EOR saya melihatnya jika pun gagal dengan Chevron, bisa dioptimalkan dengan potensi pegawai dan kemampuan produk lokal atau mencari partner lain yang menguasai EOR,” tuturnya. 

“Selama skema B to B saling menguntungkan, saya kira bisa ditemukan jalan keluarnya. Blok Rokan sebagai backbone produksi nasional harus benar-benar dijaga dan di maksimalkan,” sambungnya. 

BACA JUGA   Tongkat Estafet Clean Energy ASEAN Beralih ke Indonesia, Pertamina Siap Gaspol

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyatakan,  EOR menjadi salah satu upaya yang ditempuh Pertamina untuk menahan laju penurunan produksi sekaligus mencoba untuk meningkatkan produksi minyak Rokan.

Menurut Dwi, transfer data dan model conversional chemical EOR sudah selesai saat transisi alih kelola. SKK Migas menargetkan bisa memberikan persetujuan pelaksanaan EOR pada November mendatang.

“PoD (plan of development/rencana pengembangan) EOR ini sudah mencapai 55 persen dan ditargetkan pada November nanti mendapat approval,” kata Dwi.

Sebagaimana diketahui, dalam Keputusan Menteri ESDM 1923K/10/MEM/2018. Beberapa kegiatan itu yakni studi EOR senilai US$ 4 juta, stage-1 EOR 7 pattern USD 247 juta, dan stage-1 steam flood Kulin atau Rantau Bais USD 88,6 juta. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *