

Kekhawatiran Pasokan Bikin Harga Minyak Melambung, Sentuh Level Tertinggi 2 Bulan
MIGAS September 24, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Harga minyak dunia melejit, Kamis, dengan Brent menyentuh level tertinggi dalam lebih dari dua bulan, didukung meningkatnya permintaan bahan bakar dan penarikan stok minyak mentah Amerika karena produksi tetap terhambat di Teluk Meksiko setelah hantaman dua badai.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melonjak USD1,06 atau 1,4 persen, menjadi USD77,25 per barel, harga tertinggi sejak pertengahan Juli, demikian mengutip laporan Reuters, di New York, Kamis (23/9/2021) atau Jumat (24/9/2021) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat USD1,07 atau 1,5 persen, menjadi USD73,30 per barel.
“Kenyataannya sedang terjadi – ada lebih banyak pembicaraan tentang pengetatan persediaan global dan ada kekhawatiran mengenai masalah pasokan memasuki musim dingin,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago. Dukungan tambahan mungkin datang ketika Gedung Putih mengambil sikap lebih keras terhadap Iran, papar dia.
Rabu, kedua kontrak melambung 2,5% setelah Badan Informasi Energi (EIA) AS melaporkan stok minyak mentah Amerika dalam sepekan hingga 17 September menyusut 3,5 juta barel menjadi 414 juta – tingkat terendah sejak Oktober 2018.
Kemampuan ekspor Iran sebagian bergantung pada upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015. Prospek tersebut tetap terbuka tetapi Teheran belum mengindikasikan apakah pihaknya bersedia untuk melanjutkan pembicaraan di Wina, kata pejabat senior Amerika.
Juga mendukung harga, sejumlah anggota Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya berjuang untuk meningkatkan output setelah beberapa tahun minimnya investasi atau pekerjaan maintenance yang tertunda akibat pandemi Covid-19.
Rabu, Menteri Perminyakan Irak mengatakan OPEC Plus sedang berupaya untuk menahan harga minyak mentah di dekat level USD70 per barel ketika ekonomi global mulai pulih. Kelompok itu akan bertemu pada 4 Oktober.
Dolar, yang biasanya memiliki hubungan terbalik dengan harga komoditas, jatuh dari level tertinggi satu bulan setelah Federal Reserve mengisyaratkan akan segera mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan dan menetapkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi tahun depan, sambil menyisakan ruang untuk memperlambatnya jika diperlukan.
The Fed “memberikan pemberitahuan terlebih dahulu tentang niat tapering -nya, sehingga mengkonfirmasi optimisme ekonominya, yang pada akhirnya menunjukkan permintaan minyak Amerika yang kuat,” kata Barbara Lambrecht, analis Commerzbank.
Harga minyak juga mendapat dukungan karena meredanya kekhawatiran atas kemungkinan default pengembang properti China Evergrande terhadap obligasi dolarnya.
Sebagai tanda penguatan permintaan bahan bakar, tingkat pemanfaatan kilang East Coast di Amerika Serikat naik menjadi 93 persen, level tertinggi sejak Mei 2019, data EIA menunjukkan. Lonjakan harga gas alam juga mendukung sentimen pasar, kata ANZ Research.
“Kekurangan pasokan gas dapat mendorong utilitas listrik untuk beralih dari gas ke minyak jika musim dingin menjadi lebih dingin tahun ini,” kata analis ANZ.
Harga gas alam melonjak di seluruh dunia dalam beberapa bulan terakhir karena sejumlah faktor, termasuk peningkatan permintaan, terutama dari Asia, seiring pemulihan dari pandemi, persediaan gas yang rendah, dan pasokan gas yang ketat dari Rusia. (SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.