Logo SitusEnergi
Kadin : Pipa Lokal Lebih Mahal Jadi Alasan Pertamina Pakai Produk China Kadin : Pipa Lokal Lebih Mahal Jadi Alasan Pertamina Pakai Produk China
Jakarta, Situsenergi.com Harga yang lebih murah disebut menjadi alasan mengapa Pertamina sampai menggunakan pipa impor ketimbang menggunakan produk dalam negeri. Hal itu kemudian menyulut... Kadin : Pipa Lokal Lebih Mahal Jadi Alasan Pertamina Pakai Produk China

Jakarta, Situsenergi.com

Harga yang lebih murah disebut menjadi alasan mengapa Pertamina sampai menggunakan pipa impor ketimbang menggunakan produk dalam negeri. Hal itu kemudian menyulut kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga pejabat tersebut dipecat dari Pertamina.

Hal itu diungkapkan Waakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Energi dan Migas, Bobby Gafur Umar, dalam webinar ‘Membedah Peluang Bisnis 70 Triliun Di Sektor Hulu Migas’, Rabu (10/3/2021).

Menurut Bobby, dalam program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) sudah disebutkan bahwa penggunaan produk dalam negeri oleh kementerian/ lembaga (K/L), BUMN, BUMD atau swasta adalah wajib.

“Dalam kasus pipa (Pertamina), memang pipa impor dari China masih lebih murah daripada produksi dalam negeri,” ujar Bobby.

Namun demikian, hal itu sebenarnya tidak boleh dijadikan alasan untuk perusahaan sekelas Pertamina tidak menjalankan aturan pemerintah.

“Industri dalam negeri wajib menggunakan produk dalam negeri. Sampai Pak Luhut bilang ada pejabat Pertamina diganti karena Pak Presiden nggak berkenan,” tuturnya.

Bobby mengakui, pipa dari China ketika sampai di Surabaya, harganya tidak beda jauh dengan bahan baku dari Krakatau Steel. Dari bahan baku Krakatau Steel, begitu dilakukan pengelasan, maka ongkosnya bertambah 20-25 persen, sehingga memang pipa dalam negeri harganya jauh lebih mahal.

BACA JUGA   Ketahanan, Swasembada, dan Kemandirian Energi?

“Harganya begitu las jadi pipa sudah nambah 20-25 persen ongkos pipa,” jelasnya.

Bobby menyebut alasan mengapa harga pipa China lebih murah. Menurutnya, hal itu bisa teejadi karena negara China memberikan kredit ekspor yang sangat murah. Berbeda halnya jika perusahaan di China hanya ekspor bahan baku, mereka akan dikenai pajak yang begitu tinggi.

“Berbeda kalau ekspor produk jadi, malah dapat tax incentives. Di Indonesia malah belum apa-apa sudah kena pajak,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Bobby, penyebab lainnya yang membuat pipa produksi lokal harganya mahal yaitu bahan baku besi yang digunakan, masih berasal dari impor.

“Maka itu pemerintah harus membantu agar perusahaan bisa mendapatkan bahan bakunya, sehingga produk bisa kompetitif. Instrumen penting lainnya penunjang TKDN, industri harus didukung teknologi. Kita harus kuasai kemampuan teknologi,” pungkasnya. (SNU/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *