Home ENERGI TERBARUKAN Integrasi Biofuel ke Peta Jalan EBT ASEAN Penting Dilakukan
ENERGI TERBARUKAN

Integrasi Biofuel ke Peta Jalan EBT ASEAN Penting Dilakukan

Share
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Integrasi biofuel ke peta jalan energi terbarukan ASEAN jangka panjang diharapkan dapat memenuhi kesenjangan antara target pangsa energi terbarukan dan realisasinya.

Menurut data dari ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC), ASEAN memiliki target untuk meningkatkan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025, tetapi perkembangan EBT baru mencapai 14,4% dalam bauran total pasokan energi primer.

Untuk mendorong bauran energi khususnya dalam mendongkrak transisi energi baru terbarukan, peran biofuel juga penting dilakukan.

Menurut Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Yudo Dwinanda menyampakan peran penting biofuel dalam transisi energi itu khususnya dalam dekarbonisasi transportasi dengan menyediakan solusi rendah karbon.

“Berdasarkan BP Statistical Review of World Energy, pada tahun 2022, ASEAN berkontribusi signifikan terhadap pasokan biofuel dunia. Indonesia memproduksi 174 ribu BOEPD sebagai negara penghasil biofuel terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Brasil. Sedangkan Thailand menghasilkan 52 ribu BOEPD,” ujar Yudo dalam pernyataannya Rabu(02/08/2023).

Ia menyebut perkembangan biofuel di Indonesia terus meningkat. Program mandatori biodiesel mulai diimplementasikan pada 2008 dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%.

Dikatakannya, jumlah ini terus bertambah secara bertahap hingga pada Februari 2023 Indonesia menerapkan B35 secara nasional.

Dalam seminar internasional berjudul “Integrating Biofuels as the Main Pillar of ASEAN Renewable Energy Development for a Resilient and Sustainable Just Energy Transition”, Rabu (2/8/2023), di Jakarta yang merupakan bagian dari event series untuk ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41, Ketua Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS), Darmin Nasution, menyatakan dukungannya terhadap agenda pemerintah negara-negara anggota ASEAN terkait transisi energi dan meminta tindak lanjut konkret dari forum ini.

“Kami sangat mendorong forum ini untuk merekomendasikan pembentukan “ASEAN Biofuel Network” untuk diajukan secara resmi dalam Pertemuan Menteri Energi ASEAN ke-41 di Bali pada 24 Agustus 2023.

Hal ini, kata dia, dapat menjadi wadah bagi pelaku pemerintahan dan non-pemerintahan untuk bekerja bersama dalam berbagai aspek pengembangan biofuel ASEAN, termasuk mempromosikan peluang bisnis, pertukaran pengetahuan, kolaborasi penelitian, dan banyak lainnya.(SA/SL)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Indonesia Siap Jadi Pemain Utama dalam Transisi Energi Global

Jakarta, situsenergi.com Indonesia menunjukkan keseriusannya menjadi pemain kunci dalam transisi energi global...

Elnusa Galakkan Konservasi Orangutan untuk Jaga Masa Depan Hutan

Jakarta, situsenergi.com Hutan tropis Kalimantan menyimpan kekayaan hayati yang luar biasa, termasuk...

Dharma Polimetal Resmikan PLTS 4.850 kWp, Tekan Emisi Ribuan Ton CO2!

Jakarta, Situsenergi.com Siapa sangka perusahaan komponen otomotif bisa jadi pionir energi bersih?...

Saham Melejit 30%! Investasi Pertamina NRE di Filipina Panen Untung Besar

Jakarta, Situsenergi.com Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) kembali mencetak kinerja...