Logo SitusEnergi
Ini Penyebab Defisit Neraca Dagang Sektor Migas Menurut Jonan Ini Penyebab Defisit Neraca Dagang Sektor Migas Menurut Jonan
Jakarta, SitusEnergy.com Menteri ESDM Ignasius Jonan menyebut, pertumbuhan konsumsi BBM domestik yang sangat tinggi menjadi pendorong peningkatan impor minyak yang pada akhirnya jadi penyebab... Ini Penyebab Defisit Neraca Dagang Sektor Migas Menurut Jonan

Jakarta, SitusEnergy.com

Menteri ESDM Ignasius Jonan menyebut, pertumbuhan konsumsi BBM domestik yang sangat tinggi menjadi pendorong peningkatan impor minyak yang pada akhirnya jadi penyebab defisit di sektor migas.

“Konsumsi BBM yang juga cenderung naik didorong salah satunya karena pembangunan ruas jalan yang meningkat, sementara produksi tidak bisa serta merta naik begitu saja karena membutuhkan upaya eksplorasi yang besar,” ujar Jonan di Jakarta, Senin (8/7).

Pernyataan Jonan itu sekaligus menjawab kritikan yang dilontarkan Presiden Jokowi saat pembukaan rapat koordinasi di Istana Bogor hari ini, Senin (8/7). Jonan mengatakan, upaya untuk mengatasi defisit neraca perdagangan, khususnya di sektor migas hingga saat ini terus berjalan

“Namun upaya ini juga akan banyak bergantung dari komitmen para kontraktor (KKKS) besar termasuk Pertamina,” tuturnya.

Jonan melanjutkan, upaya riil yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi impor migas salah satunya yaitu percepatan regulasi tentang kendaraan listrik. “Oleh sebab itu ESDM sangat berharap bisa segera ada insentif untuk mobil listrik,” kata dia.

Sementara itu, terkait dengan ekspor migas, Jonan menyebutkan bahwa kondisi sekarang, produkai gas alam dalam negeri kapasitasnya sebesar 1,2 juta BOEPD, dimana sebanyak 65 persennya untuk keperluan domestik.

BACA JUGA   Mau Jadi Pelaut Profesional? Cek Program Beasiswa dari PIS Ini!

“Jika mayoritas gas alam diekspor seperti sebelum tahun 2000, maka saya yakin neraca migas tidak akan defisit,” tuturnya.

Seharusnya, lanjut Jonan, ekspor yang diandalkan adalah ekspor manufaktur yang mengkonsumsi gas alam serta listrik. Sektor inilah yang menurutnya harus  berperan lebih besar ketimbang migas, karena jika negara harus memperbesar porsi ekspor migas atau sumber daya alam yang dimiliki, maka kebutuhan bahan bakar dalam negeri yang akan dikorbankan.

“Jika gas alam diekspor, industri dan listrik di dalam negeri mau pakai energi apa lagi saat ini?,” pungkasnya. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *