Home MIGAS Ini Akibatnya Jika Motor “Dipaksa” Pakai BBM Bukan Standar Pabrikan
MIGAS

Ini Akibatnya Jika Motor “Dipaksa” Pakai BBM Bukan Standar Pabrikan

Share
ini akibatnya jika motor pakai bbm bukan standar pabrikan
Share

Jakarta, Situsenergi.com 

Para pengguna sepeda motor banyak yang tidak mengetahui bahwa ternyata, memaksakan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak sesuai dengan standar pabrikan, adalah membahayakan bagi mesin sepeda motor anda.

Sebagai contoh misalnya, sepeda motor merk A dengan tipe B, sesuai dengan rekomendasi pabrik seharusnya menggunakan BBM dengan standar minimal RON 92. Jika kemudian sepeda motor itu dipaksakan menggunakan BBM RON 89, maka kualitas mesin akan cepat menurun, bahkan terjadi kerusakan.

Jika sudah begitu, niat hati menggunakan BBM yang harganya mebih murah, justru sebaliknya malah harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya perawatan sepeda motor.

Kepala Bengkel Honda AHASS Daya Motor Cibinong dan Megamendung Asep Suherman mengatakan, biaya perbaikan motor bisa mencapai jutaan rupiah apabila sering menggunakan BBM tidak sesuai rekomendasi pabrikan.

“Biasanya karena stang sheer atau crankshaft sudah bermasalah akibat adanya pengikisan komponen mesin karena kerak di ruang bakar. Perbaikannya bisa Rp 1 juta sampai Rp 2 jutaan,” kata Herman, dikutip dari otomotif.com, Rabu (12/5/2021)

Herman menjelaskan, adanya kerak pada ruang bakar, diakibatkan terjadinya proses pembakaran yang tidak sempurna. Hal itu terjadi ketika kita tidak menggunakan BBM sesuai rekomendasi pabrikan.

Perlu diketahui, sepeda motor baru saat ini disarankan mengisi BBM beroktan 92 atau sekelas Pertamax ke atas. Sebab, sepeda motor saat ini umumnya sudah menggunakan sistem injeksi, dimana sangat dibutuhkan pembakaran yang sempurna agar kerja merin menjadi optimal.

“Jadi, kalau dibiarkan, biasanya komponen mesin akan terkikis khususnya pada bagian ruang bakar seperti piston, ring piston dan klep. Biaya untuk membersihkan ini beragam, tergantung komponen yang sudah aus atau bermasalah,” kata dia.

Jika penanganannya masih ringan, kisaran biaya perbaikan senilai Rp 500.000. Namun jika sudah menjalar ke komponen lain seperti crankshaft, biaya perbaikan bisa mencapai Rp 2 jutaan, untuk jangka waktu tertentu. (SNU/RIF)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Pertamina Ungkap Langkah Konservasi di COP30, Targetkan Dampak Lingkungan yang Lebih Besar

Belem Brasil, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kembali mencuri perhatian di COP30 Brasil...

Pertamina Berbagi Bikin 6.000 Motoris Sumringah: Oli Gratis & Layanan Spesial di 44 Kota

Jakarta, Situsenergi.com Ribuan motoris akhirnya tersenyum lebar lewat program Pertamina Berbagi. Di...

Pertamina Pamer Kinerja Kinclong 2025, Pendapatan Tembus USD 68 Miliar!

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan taringnya di tengah gejolak ekonomi...

SMEXPO Pertamina Meledak di Blok M Hub, Transaksi UMKM Langsung Tembus Rp1,2 Miliar

Jakarta, situsenergi.com Gelaran Pertamina SMEXPO 2025 langsung memanaskan Blok M Hub. Selama...