Logo SitusEnergi
Incar Dana Rp1,6 Triliun, Bumi Mineral Bakal Right Issue Incar Dana Rp1,6 Triliun, Bumi Mineral Bakal Right Issue
Jakarta,Situsenergi.com PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berencana menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp1,6 triliun. Emiten milik Grup... Incar Dana Rp1,6 Triliun, Bumi Mineral Bakal Right Issue

Jakarta,Situsenergi.com

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berencana menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp1,6 triliun. Emiten milik Grup Bakrie ini menjadwalkan periode pelaksanaan pada 1-9 April 2021 mendatang. Right Issue tersebut bakal dilakukan demi menambah modal kerja perusahaan.

Direktur Utama & CEO Bumi Resources Minerals, Suseno Kramadibrata mengatakan pihaknya siap menerbitkan hingga 22,9 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp70 per saham. Setiap pemilik 400 saham Bumi Minerals saat ini memiliki hak untuk membeli 129 saham baru yang diterbitkan. Kemudian, setiap 250 saham baru yang diterbitkan dalam rights issue tersebut melekat 267 waran. Periode pelaksanaan waran dijadwalkan 6-29 Oktober 2021.

“Pembeli siaga pertama bersedia membeli sebanyak-banyaknya 6,22 miliar saham baru yang diterbitkan (27%) dan pembeli siaga kedua bersedia membeli maksimal 16,68 miliar saham baru (73%),” kata dia dalam keterangannya, Jumat (19/3).

Sebelumnya, Bumi Minerals telah mengumumkan Hartman International Pte Ltd sebagai pembeli siaga pertama. Namun, perseroan belum mengumumkan pihak yang menjadi pembeli siaga kedua.

BACA JUGA   Apes! Laba Bersih PTBA Anjlok Drastis Di Semester I 2025

Bumi Minerals akan menyerap dana rights issue untuk pembangunan pabrik pengolahan bijih emas dengan kapasitas 4.000 ton per hari senilai USD48 juta di Palu. Selanjutnya, sebanyak USD23 juta untuk pekerjaan pengeboran di 4 prospek emas untuk menambah jumlah cadangan dan sumber daya bijih di Palu.

Perseroan juga berencana mengerjakan pengeboran di 2 prospek emas untuk menambah jumlah cadangan dan sumber daya bijih di Gorontalo dengan kubutuhan dana USD5,25 juta. Terakhir, perseroan membutuhkan USD29 juta untuk pelunasan tagihan perusahaan dan unit usahanya, termasuk persiapan pelaksanaan konstruksi dan pengoperasian pabrik pertama dengan kapasitas 500 ton per hari di Palu yang telah beroperasi sejak Februari 2020.

“Jika masih ada dana rights issue yang tersisa, perseroan akan memanfaatkannya untuk pembiayaan modal kerja. Adapun rights issue merupakan satu dari tiga sumber pendanaan perseroan untuk ekspansi,” pungkasnya. (DIN/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *