Home OPINI Inas Zubir Ungkap Skenario Lain di Balik Kelangkaan Pasokan Batubara PLN
OPINI

Inas Zubir Ungkap Skenario Lain di Balik Kelangkaan Pasokan Batubara PLN

Share
Inas Zubir Ungkap Skenario Lain di Balik Kelangkaan Pasokan Batubara PLN
Politikus Partai Hanura, Inas N Zubir
Share

Jakarta, Situsenergi.com

Politikus Partai Hanura, Inas N Zubir mengungkap dugaan lain terjadinya kelangkaan pasokan batubara untuk pembangkit listrik PLN yang terjadi awal Januari 2022 lalu. 

Inas yang juga mantan anggota DPR itu mengatakan, kelangkaan pasokan batubara itu berawal dari melejitnya harga komoditas itu di pasar Internasional. 

Kenaikan itu dipicu salah satunya adalah tidak tercapainya target produksi yang ditetapkan yang diduga disengaja oleh produsen untuk mengangkat harga, sementara di sisi lain kebutuhan batubara dunia sedang meningkat. 

“Apakah Menteri ESDM tidak paham soal ini? boleh dong jika kita menduga bahwa perusahaan batubara sengaja memproduksi di bawah target demi menaikan harga jual batubara tanpa perduli apalah PLN akan mengalami krisis energi batubara-nya,” ujar Inas kepada Situsenergi.com, Selasa (18/1/2022). 

“Kalau memang benar demikian maka mereka sama sekali tidak memiliki jiwa nasionalis tapi yang penting pundi-pundi bertambah tebal,” lanjut Inas. 

Ia lalu menjelaskan, berdasarkan data Kementerian ESDM, rencana produksi batubara pada tahun 2021 adalah 625 juta ton, tapi realisasinya adalah 614 juta ton atau 98 persen dari target. Terdapar sortage (kekurangan) sebesar 11 juta ton. 

Sedangkan Domestic Market Obligation (DMO) batubara dari target 144,75 juta ton, terealisasi sebanyak 138 juta ton.

“Artinya terdapat sortage sebesar 5,75 juta ton untuk DMO,” tuturnya. 

Selain itu, DMO di tahun 2021 tersebut, konsumsi terbesar dari sektor listrik, yakni mencapai 112,13 juta ton, dan sebesar 11,39 juta ton dari sektor metalurgi dan semen sebesar 4,45 juta ton.

Berdasarkan Permen ESDM No. 139/2021 bahwa semua perusahaan tambang batubara wajib memenuhi kebutuhan pasar domestik atau DMO, untuk listrik dan bahan baku/bakar domestik minimal 25 persen dari produksi, dengan harga USD 70 per ton FOB dengan acuan kalori 6.322 kcal/kg. 

“Jadi kalau kita hitung maka DMO pada tahun 2021 yang bisa dipenuhi perusahaan hanya 22,47 persen saja dan sortage 2,53 Persen,” ungkapnya. 

Diluar dugaan, ternyata kekurangan pemenuhan batubara domestik sejumlah 2,53 persen sangat mempengaruhi stok batubara PLN yang kemudian menimbulkan polemik bahwa Indonesia krisis energi. 

“Jadi dimana persoalan yang sebenarnya sedang terjadi di Indonesia terkait dengan stok batubara PLN?,” tutur Inas. 

“Kalau deposit batubara Indonesia masih 40 tahun lagi, seharusnya tidak ada krisis energy batubara, bahkan produksi nasional seharusnya diatas target sehingga tahun 2021 bisa dicapai diatas 625 juta ton, tapi yang perlu diselidiki adalah kenapa justru perusahaan tambang batubara malahan produksi-nya sortage. Kalau pedagang pastinya paham bahwa jika jumlah produksi dibawah demand pasar maka harga bergerak naik tapi kalau jumlah produksi diatas demand pasar maka harga pastinya akan jatuh,” pungkas Inas. (SNU)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Respons Cepat PLN di Wilayah Bencana Layak Diapresiasi dan Jadi Pelajaran Penguatan Kebijakan Energi Nasional

Oleh: Sofyano ZakariaPengamat Kebijakan Energi Bencana alam yang melanda sebagian wilayah Sumatera...

Puskepi Apresiasi Sigapnya Pertamina dan PLN dalam Pemulihan Distribusi Energi di Wilayah Bencana Sumatera

Jakarta, situsenergi.com Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) menyampaikan apresiasi tinggi terhadap langkah...

Danantara dan Keluarga Besar BUMN:

“Sebuah Kisah alegoris-satirikal tentang kelembagaan, koordinasi, dan drama birokrasi di Negeri Administratia”...

Green AI, Menuju Artificial Sustainability

Catatan Reflektif Akademis Dari Artificial Intelligence ke Artificial Sustainability. Kecerdasan buatan (Artificial...