Logo SitusEnergi
Impor China Melonjak, Harga Minyak Dunia Menguat Impor China Melonjak, Harga Minyak Dunia Menguat
New York, Situsenergi.com Harga minyak meningkat, Selasa, menyusul data impor China yang menunjukkan penguatan. Meski demikian, reli penguatan itu tertahan oleh kekhawatiran bahwa jeda... Impor China Melonjak, Harga Minyak Dunia Menguat

New York, Situsenergi.com

Harga minyak meningkat, Selasa, menyusul data impor China yang menunjukkan penguatan. Meski demikian, reli penguatan itu tertahan oleh kekhawatiran bahwa jeda pada vaksin Johnson & Johnson dapat menunda pemulihan ekonomi dan membatasi pertumbuhan permintaan minyak dunia.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 39 sen, atau 0,6 persen, menjadi USD63,67 per barel, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (13/4/2021) atau Rabu (14/4/2021) pagi WIB.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, menguat 48 sen, atau 0,8 persen menjadi USD60,18 per barel. Kedua kontrak tersebut mencatatkan perubahan kurang dari 1 persen selama lima sesi berturut-turut.

“Kita telah melakukan perdagangan dalam kisaran tertentu, dan membutuhkan data permintaan dan arahan yang jelas pada persediaan Amerika untuk keluar dari palung ini,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago, dikutip dari Reuters.

Ekspor China tumbuh dengan kecepatan tinggi pada periode Maret dalam dorongan lain untuk pemulihan ekonomi negara itu, karena permintaan global meningkat di tengah kemajuan vaksinasi Covid-19. Pertumbuhan impor melonjak ke level tertinggi dalam empat tahun.

BACA JUGA   Minyak Jelantah Jadi Bahan Bakar Pesawat? Pertamina Buktikan Bisa!

Impor minyak mentah ke China melonjak 21 persen pada Maret dari titik terendah tahun sebelumnya karena kilang meningkatkan operasi.

Organisasi Negara Eksportir Minyak dalam laporan bulanannya menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak tahun 2021 sebesar 70.000 barel per hari dari proyeksi sebelumnya menjadi 5,95 juta barel per hari, atau 6,6 persen.

Juga mendukung harga menjelang data mingguan, stok minyak mentah Amerika diperkirakan turun pekan lalu untuk minggu ketiga berturut-turut, sementara persediaan minyak sulingan dan bensin kemungkinan tumbuh, menurut analis dalam jajak pendapat  Reuters.

Namun, produksi minyak Amerika dari tujuh formasi  shale  utama diperkirakan naik untuk bulan ketiga berturut-turut, tutur Badan Informasi Energi, Senin.

Lambatnya tingkat vaksinasi di Eropa dan antisipasi tambahan pasokan minyak dari Iran dalam beberapa bulan mendatang membatasi kenaikan harga.

Johnson & Johnson mengatakan akan menunda peluncuran vaksin Covid-19 di Eropa dan sedang meninjau kasus pembekuan darah yang sangat langka pada sejumlah orang setelah badan kesehatan federal Amerika merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan vaksin tersebut, karena enam wanita di bawah 50 mengalami pembekuan darah yang langka setelah menerima suntikan.

BACA JUGA   PIS Pamer Inovasi Digital & Ramah Lingkungan di IMW 2025

Sementara itu gerakan Houthi, Yaman, yang berpihak pada Iran, Senin, mengatakan menembakkan 17 drone dan dua rudal balistik ke sasaran di Arab Saudi, termasuk fasilitas Saudi Aramco di Jubail dan Jeddah.

Sementara itu, Teheran menyatakan bahwa ledakan Minggu di situs nuklir utamanya adalah tindakan sabotase oleh musuh bebuyutannya, Israel, dan bersumpah akan membalasnya.

“Kenaikan ketegangan geopolitik hanya akan memiliki dampak  bullish  pada harga minyak jika dibarengi dengan gangguan pasokan fisik yang sebenarnya,” kata analis PVM dalam sebuah catatan. (SNU/RIF)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *