Home MIGAS IMF : Pemanfaatan Energi Fosil Masih Terus Terjadi
MIGAS

IMF : Pemanfaatan Energi Fosil Masih Terus Terjadi

Share
Minyak Terkoreksi 6 Persen, Imbas Pelaksanaan Vaksin Yang Lambat di Eropa
Minyak Terkoreksi 6 Persen, Imbas Pelaksanaan Vaksin Yang Lambat di Eropa
Share

Jakarta, Situsenergi.com

International Monetery Fund (IMF) mencatat bahwa pemanfaatan sumber energi fosil akan masih terus terjadi dalam beberapa tahun kedepan. Padahal dunia sudah menyadari bahwa pemanfaatan sumber energi fosil hanya akan mendatangkan masalah di masa depan seperti kerusakan lingkungan dan mengancam pada kesehatan masyarakat.

Namun anehnya di tengah kesadaran terhadap bahaya penggunaan energi fosil itu, namun nyatanya pemberian subsidi secara global masih terus meningkat. Hal ini tercermin dari analisa IMF pada tahun 2020 lalu Subsidi bahan bakar fosil global mencapai USD6 triliun atau sekitar Rp85.702 triliun (Rp85 kuadriliun). Hal ini berbanding terbalik dengan komitmen banyak negara untuk mengedepankan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

“(Padahal) ilmunya jelas. Tanpa ada upaya pengurangan bahan bakar fosil, kita bakal terus menyaksikan kehancuran tak terhitung di lingkungan kita dan melanjutkan kerusakan kesehatan serta mata pencaharian masyarakat,” kata Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva dalam keterangan resminya, Senin (27/9/2021).

Dia menganalisa bahwa sepertiga emisi karbon global dapat berkurang apabila ada peningkatan harga bahan fosil. Adapun argumen tersebut, jelas dia, bisa sejalan dengan agenda menjaga batas kenaikan suhu global mencapai 1,5 derajat celcius. Di samping itu, jika harga energi fosil meningkat maka dapat memproyeksikan kebutuhan anggaran lingkungan dan pasokan pada 2025.

“Mendapatkan harga bahan bakar fosil yang tepat adalah kunci untuk mengurangi (emisi) ini. Harga yang tepat harus sepenuhnya mengacu terhadap biaya pasokan dan biaya lingkungan – terutama emisi karbon dan polusi udara lokal,” tuturnya.

Di sisi lain, Georgieva menyatakan IMF telah mengusulkan harga dasar karbon global berdasarkan tingkat pembangunan di wilayah penghasil emisi, untuk membantu menentukan harga bahan bakar (fosil) yang tepat. (DIN)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Pertamina Ungkap Langkah Konservasi di COP30, Targetkan Dampak Lingkungan yang Lebih Besar

Belem Brasil, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kembali mencuri perhatian di COP30 Brasil...

Pertamina Berbagi Bikin 6.000 Motoris Sumringah: Oli Gratis & Layanan Spesial di 44 Kota

Jakarta, Situsenergi.com Ribuan motoris akhirnya tersenyum lebar lewat program Pertamina Berbagi. Di...

Pertamina Pamer Kinerja Kinclong 2025, Pendapatan Tembus USD 68 Miliar!

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan taringnya di tengah gejolak ekonomi...

SMEXPO Pertamina Meledak di Blok M Hub, Transaksi UMKM Langsung Tembus Rp1,2 Miliar

Jakarta, situsenergi.com Gelaran Pertamina SMEXPO 2025 langsung memanaskan Blok M Hub. Selama...