

Ignasius Jonan Groundbreaking PLTU Jawa 4
ENERGI September 1, 2017 Editor SitusEnergi 0

Jepara, situsenergy.com
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan hari ini meresmikan dimulainya pembangunan (groundbreaking) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 4 dengan kapasitas 2×1.000 MW yang berlokasi di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pembangkit ini nantinya diharapkan bisa memberikan kontribusi penguatan daya listrik Sistem Interkoneksi Jawa-Bali dan akan terhubung ke Saluran Transmisi 500 kV Tanjung Jati-Tx Ungaran.
Pembangunan proyek PLTU Jawa 4 diharapkan dapat menambah dan semakin memperkuat sistem kelistrikan di Jawa-Bali. Dengan adanya penambahan pasokan listrik, maka kebutuhan listrik masyarakat, baik untuk sehari-hari maupun untuk kebutuhan industri akan terpenuhi.
Program Pembangkit Listrik 35.000 MW adalah komitmen Pemerintah bersama PLN dan swasta dalam membangun 109 pembangkit yang dibangun oleh PLN dan Independent Power Producer (IPP).
Dalam sambutannya Menteri ESDM menyatakan bahwa konsorsium diharapkan bisa menyelesaikan pembangunannya sesuai target yakni pada 2021. “Dengan tarif USD 5,3 cent, saya harap pembangkit bisa memasok energi dengan maksimal, IPP harus bisa menekan hambatan atau gangguan pasokan listrik. Sebisa mungkin harus menjaga pasokan tetap stabil dan handal,” ungkap Jonan.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar gas buang juga harus diperhatikan, hal ini sesuai dengan Paris Aggrement dimana Indonesia berpartisipasi untuk ikut mengurangi emisi, untuk itu saat ini ada program mobil listrik.
Menurut Jonan, PLTU Jawa 4 merupakan bagian dari program 35.000 MW dengan skema IPP. “Dibangun di atas lahan seluas 77,4 ha, proyek ini ditargetkan akan rampung dalam kurun waktu sekitar 50 – 54 bulan yang dimulai sejak April 2017 diperkirakan akan dapat beroperasi pada Mei 2021 dan September 2021,” ungkapnya.
PLTU ini, kata dia, dibangun dengan menggunakan teknologi terbaru yaitu ultra-super-critical (USC). Teknologi ini beroperasi pada tekanan dan suhu di atas titik kritis air, dimana fase gas dan cair dalam keseimbangan sehingga menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi. “Pembangkit listrik dengan teknologi USC memliki efisiensi sekitar 8%-10% dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis batubara lainnya, yang membutuhkan konsumsi batubara lebih sedikit dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah, sehingga lebih ramah lingkungan,” pungkasnya.(adi)
No comments so far.
Be first to leave comment below.