Logo SitusEnergi
HoA PIS dan ITS Terkait Penggunaan LNG di Kapal, Praktisi: Hanya Buang-buang Waktu HoA PIS dan ITS Terkait Penggunaan LNG di Kapal, Praktisi: Hanya Buang-buang Waktu
Jakarta, Situsenergi.com Praktisi Migas, Inas N.Zubir menilai Head of Agreement (HoA) antara Pertamina Internasional Shipping (PIS) dengan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) terkait... HoA PIS dan ITS Terkait Penggunaan LNG di Kapal, Praktisi: Hanya Buang-buang Waktu

Jakarta, Situsenergi.com

Praktisi Migas, Inas N.Zubir menilai Head of Agreement (HoA) antara Pertamina Internasional Shipping (PIS) dengan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) terkait kajian penggunaan LNG sebagai alternative fuel kapal milik Pertamina terkesan hanya mengada-ada agar terlihat peduli terhadap emisi gas rumah kaca semata.

“Kalau saya melihat, HoA tersebut hanya mengada-ada agar terlihat perduli terhadap emisi gas rumah kaca. Justru jangan-jangan nanti malah memgcopy paste kajian yang sudah pernah dibuat dulu,” kata Inas dalam pesan singkatnya kepada Situsenergi.com, Selasa (03/8/2021).

Menurut dia, sebenarnya sejak tahun 2013 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah membuat kajian untuk mengganti BBM setiap kapal laut dengan BBG atau LNG sehingga bisa menghemat penggunaan minyak sebagai bahan bakar.

Saat itu, kata dia, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM mengatakan bahwa rata-rata setiap kapal menghabiskan sekitar 5.000 liter untuk sekali pengisian bahan bakar.

“Padahal jika kapal-kapal laut tersebut menggunakan LNG [liquefied natural gas] atau CNG [compressed natural gas], maka akan menghemat minyak bumi Indonesia yang sudah sangat menipis itu,” katanya.

Lebih jauh ia mengatakan, bahwa kajian secara teknis untuk mengganti BBM dengan BBG yang sudah pernah dibuat oleh Kementrian ESDM tersebut bahkan Permennya sudah diterbitkan yakni Permen ESDM No. 1/2013 tentang larangan penggunaan BBM bersubsidi untuk transportasi laut berupa kapal barang nonperintis dan nonpelayaran rakyat.

“Jadi Pemerintah pada saat itu sudah menerbitkan Permennya, sehingga yang dibutuhkan saat ini adalah eskalasi kebijakan dari Pemerintahan yang sekarang untuk secara tegas mewajibkan setiap kapal laut memgganti bahan bakar-nya dengan LNG secara bertahap.

“Oleh karena itu menurut saya tidak perlu membuang-buang waktu lagi untuk mengkaji hal yang sama,” kata mantan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini.

BACA JUGA   PIS Siapkan Antisipasi Jika Selat Hormuz Ditutup Iran, Siap Angkut Minyak dari AS hingga India

Cukup Internal Holding

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahean juga mengatakan hal yang sama. Ia menilai sebenarnya hal ini tidak perlu melibatkan ITS sebagai pihak ketiga tetapi cukup internal Holding Pertamina saja yakni antara PIS dan PGN.

“Bagi saya ini agak lucu ya, dan pertanyaan besar bagi saya adalah peran ITS dalam hal ini apa? Kajian? Untuk apa melibatkan ITS? Ini kan sebetulnya tak membutuhkan peran ITS, cukup internal Holding Pertamina saja,” kata Ferdinand.

Menurut dia, persoalan seperti ini tidak perlu melibatkan pihak ketiga, karena PIS dan PGN sendiri memiliki sumber daya manusia (SDM) yang cukup untuk melakukan kajian.

“Saya pikir mereka (PIS dan PGN) memiliki SDM yang cukup untuk melakukan kajian seperti itu dan tak perlu melibatkan ITS,” ujarnya.

“Tujuan Sub Holding itu kan salah satunya untuk efisiensi dan optimalisasi, ini kok malah melakukan sesuatu yang tak perlu. HoA seperti ini apa isinya? Biayanya berapa? Ini kan jadi pemborosan lagi, seharusnya tak perlu melibatkan pihak ketiga supaya efisien,” paparnya.

BACA JUGA   Gak Cuma Jaga BBM, Pertamina Tebar Ribuan Hewan Kurban ke Seluruh Indonesia

Kendati demikian, ia menilai, pengurangan emisi gas karbon dengan menggunakan LNG sebagai bahan bakar milik PIS tentu akan berdampak pada pengurangan emisi.

“Ini bagus dan harus didukung. Bahkan kebijakan ini harus didorong menjadi kebijakan prioritas bukan sekedar alternatif. Ini juga akan berdampak pada pendapatan kedua perusahaan sebagai Sub Holding Pertamina,” kata Ferdinand.

Seperti diketahui, sebelumnya PT Pertamina International Shipping melakukan penandatangan Head of Agreement (HoA) dengan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS) mengenai Kajian Penggunaan LNG sebagai Alternative Fuel kapal milik Pertamina dalam mendukung Pengurangan Emisi Karbon/Dekarbonisasi. Kegiatan yang digelar pada Jumat (30/8/2021) itu merupakan tindak lanjut teknis atas Penandatanganan HoA antara PGN dan PIS pada 25 Juni 2021 lalu.

Pada kesempatan itu, Direktur Utama PT Pertamina International Shipping, Erry Widiastono juga menjelaskan bahwa HoA ini merupakan salah satu langkah konkrit Green Shipping Energy hasil sinergi antar subholding pertamina dan civitas akademi.

“PT PIS saat ini turut mengambil peran untuk menerapkan dekarbonisasi dalam proses operasional bisnis perusahaan. Hal ini untuk menunjang visi PIS menjadi green shipping company,” ujarnya.

“Oleh karena itu, kajian ini nantinya akan dimanfaatkan untuk altenative fuel kapal menuju LNG untuk mendukung pengurangan emisi karbon atau dekarbonisasi. Selain itu, adanya HoA ini selaras dengan konsep virtual pipeline penyediaan energi untuk negeri,” tambah Erry.

Menurut dia, sasaran program berikutnya terkait kapal existing yang di-operasikan PT PIS yakni dengan melakukan penambahan/upgrading/retrofit untuk mengurangi emisi gas buang.

BACA JUGA   Pertamina Hibahkan Alat Canggih Rp800 Juta ke UMKM, Dorong Usaha Lokal Naik Kelas

“Dan salah satu program unggulan yang saat ini sedang dilakukan adalah dengan melakukan perubahan pola supply engine berbahan bakar LSFO/HFO/MDO dengan penggunaan LNG sebagai salah satu alternatif bahan bakar yang lebih bersih dan ramah lingkungan,’ paparnya.

Adanya Head of Agreement (HoA) kajian serta pilot project dengan menggandeng civitas akademi ini harapannya dapat mempererat sinergi antara PIS dan PGN tidak hanya berimplikasi secara bisnis, namun juga memiliki semangat dan kolaborasi mewujudkan penerapan environmental, social, dan good governance (ESG) dari Pertamina Group dalam rangka mendukung pengurangan emisi gas karbon serta mewujudkan Green Shipping Energy.(SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *