

Harga Minyak Menguat, Brent ‘Nyaris’ USD90 Per Barrel
MIGAS February 3, 2022 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Harga minyak menguat, setelah OPEC Plus tetap pada rencana peningkatan produksi moderat meski ada tekanan dari konsumen utama untuk menaikkan produksi lebih cepat.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 31 sen menjadi USD89,47 per barrel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, bertambah 6 sen menjadi USD88,26 per barrel.
Demikian kutipan dari laporan Reuters, di New York, Rabu (2/2/2022) atau Kamis (3/2/2022) pagi WIB.
Brent tetap berada dalam jarak yang sangat dekat dengan level USD90 selama beberapa hari sekarang, didukung kekhawatiran berkelanjutan tentang pasokan yang ketat di seluruh produsen utama dunia dan permintaan yang terus meningkat.
Jumat, kedua tolok ukur itu mencapai level tertinggi sejak Oktober 2014, dengan Brent menyentuh USD91,70 dan WTI USD88,84.
Pasar tidak mampu mendorong lebih tinggi, memicu analis untuk meyakini bahwa penjual telah melompat untuk mengambil keuntungan pada level ini, meski fundamental tetap bullish.
Rabu, analis Bank of America mengatakan pasar rentan terhadap kemunduran jangka pendek setelah kenaikan sejauh tahun ini.
“Ada banyak resistance di dekat USD90, jadi kita melihat beberapa aksi ambil untung,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.
Stok minyak mentah Amerika turun 1 juta barrel pekan lalu, menurut Badan Informasi Energi AS, berbanding terbalik dengan ekspektasi yang memperkirakan peningkatan.
Sementara persediaan produk sulingan juga menyusut di tengah permintaan yang kuat, baik di dalam negeri maupun di pasar ekspor.
Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya termasuk Rusia – yang dikenal sebagai OPEC Plus, terjebak dengan rencana yang telah disepakati sebelumnya untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari.
Namun, kelompok tersebut berjuang untuk memenuhi target yang ada, dan waspada menanggapi desakan penambahan kapasitas dari sejumlah konsumen utama guna menghambat lonjakan harga.
Kelompok tersebut menyalahkan kenaikan harga pada kegagalan negara-negara konsumen untuk memastikan investasi yang memadai dalam bahan bakar fosil saat mereka beralih ke energi yang lebih hijau.
Beberapa sumber OPEC Plus juga mengatakan harga didorong oleh ketegangan Rusia-Amerika, yang mengipasi kekhawatiran bahwa pasokan energi ke Eropa dapat terganggu. Washington menuduh Moskow berencana menyerang Ukraina, yang disangkal oleh Rusia, produsen minyak terbesar kedua di dunia.
Rabu, Amerika Serikat mengatakan akan mengirim hampir 3.000 tentara ke Polandia dan Rumania dalam beberapa hari mendatang untuk memperkuat sekutu NATO Eropa Timur ketika aliansi tersebut terus terlibat dalam upaya diplomatik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin guna meredakan krisis.
Badai musim dingin diperkirakan melanda sebagian besar Amerika Serikat bagian tengah dan membentang ke bagian Timur Laut minggu ini, membawa salju lebat, dan hujan es, kata National Weather Service.
Badai itu terjadi beberapa hari setelah musim dingin yang mematikan dan dapat meningkatkan harga minyak, terutama karena beberapa daerah menggantikan gas alam di mana pasokannya mungkin langka.(SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.