

Harga Minyak Melambung, Brent Tembus USD83,65 Per Barel
MIGAS October 12, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Harga minyak melonjak signifikan ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, didorong rebound permintaan global yang berkontribusi pada kekurangan listrik dan gas di ekonomi utama seperti China.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat USD1,26 atau 1,5 persen, menjadi USD83,65 per barel, demikian mengutip laporan Reuters, Senin (11/10/2021) atau Selasa (12/10/2021) pagi WIB. Brent sempat menembus USD84,60 per barel, level tertinggi sejak Oktober 2018.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melambung USD1,17 atau 1,5 persen, menjadi menetap di posisi USD80,52 per barel, setelah menyentuh level tertinggi sejak akhir 2014, yakni USD82,18.
Laju pemulihan ekonomi dari pandemi mendongkrak permintaan energi pada saat produksi minyak melambat karena pengurangan dari negara-negara produsen selama pandemi, fokus pada dividen oleh perusahaan minyak dan tekanan pada pemerintah untuk beralih ke energi yang lebih bersih.
Pejabat pemerintah AS, Senin, mengatakan Gedung Putih mendukung seruannya kepada negara-negara penghasil minyak untuk “melakukan lebih banyak dan mereka memantau dengan cermat harga minyak dan bensin.
Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC Plus, menahan diri untuk tidak meningkatkan pasokan bahkan ketika harga telah naik. Pada Juli, kelompok tersebut setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari untuk memulihkan 5,8 juta barel per hari dalam pembatasan pasokan yang tersisa dari kesepakatan 2020 untuk memangkas output setelah wabah virus corona.
Harga listrik melonjak ke rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir, didorong kekurangan energi yang meluas di Asia, Eropa dan Amerika Serikat. Melonjaknya harga gas alam mendorong pembangkit listrik beralih ke minyak.
“Semua sangat terfokus pada kurangnya pasokan yang kembali pada saat permintaan tampaknya meningkat lagi,” kata Matt Smith, analis Kpler.
“Ada dimensi tambahan yang berkaitan dengan potensi peralihan bahan bakar mengingat harga gas alam global sangat tinggi, jadi kombinasi faktor-faktor di sini terus mendorong (minyak lebih tinggi).”
Analis memperkirakan peralihan dari gas alam ke minyak dapat meningkatkan permintaan minyak mentah dari 250.000 menjadi 750.000 barel per hari.
Di India, sejumlah negara bagian mengalami pemadaman listrik karena kekurangan pasokan batu bara. Pemerintah China memerintahkan perusahaan tambang untuk meningkatkan produksi batu bara karena harga listrik melonjak.
“Secara umum, kita memiliki permintaan energi yang sangat kuat di seluruh Asia, Eropa menjelang siklus penggunaan yang sangat tinggi, yang segera tiba. Harga minyak kemungkinan akan terus naik di sini dalam waktu dekat,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois. (SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.