Home ENERGI Harga Minyak Kembali Tergelincir, Isu Peningkatan Kasus Covid-19 Masih Jadi Penyebab
ENERGI

Harga Minyak Kembali Tergelincir, Isu Peningkatan Kasus Covid-19 Masih Jadi Penyebab

Share
Share

Melbourne, SitusEnergy.com

Harga minyak merosot, Selasa pagi, di tengah kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan bahan bakar ketika gelombang baru infeksi Covid-19 di seluruh dunia memicu penguncian yang lebih ketat. Di sisi lain, produsen utama mulai meningkatkan produksinya.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, turun 25 sen, atau 0,61% menjadi US$40,76 per barel pada pukul 09.30 WIB, sementara minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, berkurang 29 sen, atau 0,66% menjadi US$43,86 per barel, demikian laporan  Reuters,  di Melbourne, Selasa (4/8/2020).

Penurunan itu terjadi setelah WTI melonjak 1,8% dan Brent melesat 1,5% pada penutupan Senin, didorong data aktivitas manufaktur di Asia, Eropa dan Amerika Serikat yang lebih baik dari perkiraan, menunjukkan pabrik mulai bangkit dari dampak terburuk pandemi virus korona.

“Di sisi permintaan, kita memiliki (data) manufaktur global yang memberikan dorongan…tetapi masih ada sedikit bukti pemulihan permintaan minyak yang terhenti di beberapa pasar dengan kebangkitan Covid-19,” kata Lachlan Shaw, Kepala Riset Komoditas National Australia Bank (NAB).

Menekan permintaan bahan bakar, sejumlah kota mulai dari Manila hingga Melbourne memperketat penguncian untuk memerangi infeksi yang baru, sementara Norwegia menghentikan lalu lintas kapal pesiar dalam alarm travel Eropa yang terbaru.

Dalam tanda lebih lanjut dari kenaikan permintaan yang tidak merata, analis memperkirakan stok produk olahan AS meningkat pekan lalu, menurut jajak pendapat pendahuluan  Reuters  menjelang rilis data oleh kelompok industri American Petroleum Institute, Selasa, dan Badan Informasi Energi Amerika, Rabu.

Lima analis memperkirakan, rata-rata, persediaan bensin AS naik 600.000 barel. Stok produk penyulingan, meliputi minyak solar dan pemanas, kemungkinan tumbuh sebesar 800.000 barel, sementara stok minyak mentah turun 3,3 juta barel dalam pekan hingga 31 Juli.

Pada saat bersamaan, produsen di Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya, dikenal sebagai OPEC +, mulai meningkatkan produksi bulan ini, menambahkan pasokan sekitar 1,5 juta barel per hari. Produsen AS juga berencana untuk memulai kembali produksi yang ditutup dan inventaris tetap berada di dekat level tertinggi dalam sejarah. (SNU/rif)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

JDS Sukses Lahirkan SDM Unggul Di Sektor Migas, Pertamina Beri Apresiasi

Jakarta, situsenergi.com Jakarta Drilling Society (JDS) sebagai organisasi non-profit ini terus memfasilitasi...

PDSI Genjot Daya Saing dengan Transformasi Knowledge Management yang Lebih Agresif

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) terus tancap gas memperkuat...

SubGyro PDSI Bikin Kejutan, Inovasi Keamanan Rig Sabat Gold Award di Taipei

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) kembali jadi sorotan setelah...

Medco Power Resmi Operasikan Pembangkit Listrik Rendah Emisi di Batam

Jakarta, situsenergi.com Langkah nyata menuju energi bersih terus dilakukan PT Medco Energi...