Logo SitusEnergi
Harga Minyak Hari Ini Melemah, Omicron Lagi-Lagi Jadi Pemicu Harga Minyak Hari Ini Melemah, Omicron Lagi-Lagi Jadi Pemicu
Jakarta, Situsenergi.com Harga minyak hari ini melemah,  dipicu kekhawatiran akan menurunnya permintaan akibat lonjakan kasus infeksi varian omicron virus corona secara global. Kekhawatiran tersebut  melampaui... Harga Minyak Hari Ini Melemah, Omicron Lagi-Lagi Jadi Pemicu

Jakarta, Situsenergi.com

Harga minyak hari ini melemah,  dipicu kekhawatiran akan menurunnya permintaan akibat lonjakan kasus infeksi varian omicron virus corona secara global. Kekhawatiran tersebut  melampaui kecemasan pasar akibat pengurangan pasokan dari Kazakhstan.

Harga minyak hari ini, untuk jenis Brent pembelian berjangka patokan internasional, ditutup melemah 88 sen, atau 1,1 persen, menjadi USD80,87 per barrel.

Sementara itu, harga minyak hari ini jenis West Texas Intermediate (WTI), untuk pembelian berjangka patokan Amerika, menyusut 67 sen, atau 0,9 persen, menjadi USD78,23 per barrel. Demikian mengutip laporan  Reuters,  di New York, Senin, 10 Januari 2022 atau Selasa, 11 Januari 2022 pagi WIB.

Pada awal perdagangan, harga minyak dunia hari ini untuk kedua kontrak, tercatat naik sekitar 50 sen.

“Harga minyak dunia hari ini mengikuti pasar saham yang lebih rendah di tengah kekhawatiran Omicron,” kata Phil Flynn, analis Price Futures di Chicago. Pasar juga mundur dari keuntungan di awal sesi karena Libya mengatakan outputnya meningkat.

Saham global tersandung lagi sementara imbal hasil US Treasury 10-tahun mencapai level tertinggi dua tahun karena investor memangkas aset berisiko di tengah spekulasi Federal Reserve bakal menaikkan suku bunga secepatnya Maret.

BACA JUGA   Tantangan Global Gak Bikin Ciut, Ini Cara Pertamina Jaga Energi Nasional

Kekhawatiran tentang varian Omicron virus korona merembes ke pasar minyak, mendorong harga lebih rendah. Pekan lalu, harga minyak melambung 5 persen setelah protes di Kazakhstan mengganggu jalur kereta api dan memukul produksi di ladang minyak Tengiz negara itu.

Sementara pemeliharaan pipa di Libya menurunkan produksi menjadi 729.000 barel per hari dari tertinggi 1,3 juta bph tahun lalu.

Perusahaan minyak terbesar Kazakhstan, Tengizchevroil, secara bertahap meningkatkan produksi untuk mencapai tingkat normal di ladang Tengiz setelah protes membatasi output di sana dalam beberapa hari terakhir, tutur operator Chevron, Minggu.

Produksi Libya meningkat, Senin, dan kekhawatiran tentang lonjakan output Libya menghantui pasar.

Pekan lalu, minyak mendapat dukungan dari meningkatnya permintaan global dan penambahan pasokan Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, kelompok yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC Plus, lebih rendah dari perkiraan.

Produksi OPEC pada Desember naik 70.000 barrel per hari dari bulan sebelumnya, dibandingkan peningkatan 253.000 barel per hari yang diizinkan berdasarkan kesepakatan pasokan OPEC Plus. Kesepakatan itu memulihkan pengurangan produksi pada 2020 ketika permintaan jatuh selama penguncian Covid-19. (SNU)

BACA JUGA   Gas dari Singapura, Buat Indonesia! Ini Strategi Cerdik Pertamina

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *