

Harga Minyak Dunia Anjlok 5 Persen Gara-Gara Ini
MIGAS December 1, 2021 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergi.com
Harga minyak jatuh, Selasa, dengan minyak mentah berjangka AS anjlok lebih dari 5 persen, setelah bos Moderna meragukan kemanjuran vaksin Covid-19 terhadap varian Omicron virus corona. Pernyataan itu menakuti pasar keuangan dan meningkatkan kekhawatiran terhadap permintaan minyak.
CEO Moderna Inc mengatakan kepada Financial Times bahwa vaksin Covid-19 tidak mungkin efektif melawan varian Omicron seperti halnya terhadap varian Delta.
Minyak mentah berjangka Brent ditutup merosot USD2,87 atau 3,9 persen, menjadi USD70,57 per barel, setelah menyentuh USD70,22 per barel, level intraday terendah sejak Agustus. Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut USD3,77 atau 5,4 persen, menjadi USD66,18 per barel. WTI sempat jatuh ke posisi USD64,43, juga level terendah sejak Agustus.
Sepanjang November, harga minyak jatuh paling tajam sejak Maret 2020, awal dari penguncian yang meluas karena pandemi. Brent merosot 16,4 persen pada bulan tersebut, sementara WTI anjlok 20,8 persen. Demikian mengutip laporan Reuters, di New York, Selasa (30/11/2021) atau Rabu (1/12/2021) pagi WIB.
“Ancaman terhadap permintaan minyak adalah nyata,” kata Louise Dickson, analis Rystad Energy.
“Gelombang penguncian lainnya dapat mengakibatkan hingga 3 juta barel per hari permintaan minyak menghilang pada kuartal pertama 2022 karena pemerintah memprioritaskan keselamatan kesehatan ketimbang rencana pembukaan kembali, dan sudah ada buktinya, dari Australia yang menunda pembukaannya kembali, hingga Jepang yang melarang pengunjung asing.”
Minyak anjlok sekitar 12 persen pada sesi Jumat bersama dengan pasar lain di tengah kekhawatiran varian Omicron yang sangat bermutasi akan memicu penguncian baru dan mengurangi permintaan minyak global. Masih belum jelas seberapa parah varian baru tersebut.
Sentimen lain yang juga menekan harga, Chairman Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral AS kemungkinan akan membahas percepatan pembelian obligasi skala besar pada pertemuan kebijakan berikutnya, di tengah ekonomi yang kuat dan ekspektasi bahwa lonjakan inflasi akan berlanjut hingga pertengahan tahun depan.
Mengikuti komentar Powell, harga minyak, terutama WTI, turun bersama indeks saham Wall Street, yang tergelincir lebih dari 1 persen.
Di cakrawala bagi pasar minyak, ekspektasi meningkat bahwa Organisasi Negara Eksportir Minyak, Rusia dan sekutu mereka, bersama-sama disebut OPEC Plus, akan menunda rencana untuk menambah 400.000 barel per hari untuk memasok pada Januari.
“Kami pikir kelompok itu akan condong ke arah jeda kenaikan produksi mengingat varian Omicron dan pelepasan stok minyak oleh konsumen minyak utama,” kata analis Commonwealth Bank, Vivek Dhar.
Tekanan meningkat di dalam OPEC Plus, yang dijadwalkan bertemu pada 2 Desember, untuk mempertimbangkan kembali rencana pasokannya setelah rencana pelepasan cadangan minyak darurat, pekan lalu, oleh Amerika Serikat dan negara-negara konsumen utama lainnya untuk mengatasi kenaikan harga.
“Menyusul pelepasan cadangan strategis global dan pengumuman lusinan negara yang membatasi aktivitas perjalanan… OPEC dan sekutunya dapat dengan mudah membenarkan penghentian produksi atau bahkan sedikit pengurangan,” kata analis OANDA, Edward Moya. (SNU)
No comments so far.
Be first to leave comment below.