Logo SitusEnergi
Harga Komoditas Melonjak, Dendi Ramdani: Hanya Sampai 2022 Harga Komoditas Melonjak, Dendi Ramdani: Hanya Sampai 2022
Jakarta, Situsenergi.com Lonjakan harga komoditas terjadi sejak awal 2021 cukup mencengangkan. Bahkan banyak yang beranggapan boom commodity seperti 2008 silam kembali terulang. Namun Head... Harga Komoditas Melonjak, Dendi Ramdani: Hanya Sampai 2022

Jakarta, Situsenergi.com

Lonjakan harga komoditas terjadi sejak awal 2021 cukup mencengangkan. Bahkan banyak yang beranggapan boom commodity seperti 2008 silam kembali terulang.

Namun Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri, Dendi Ramdani, memperkirakan kenaikan harga komoditas hanya akan berlangsung hingga 2022. Selanjutnya dunia akan memasuki periode normalisasi, sehingga harga komoditas juga terpengaruh.

“Mungkin harga akan terus naik sampai 2022. Kemudian mungkin turun lebih rendah karena ada normalisasi,” kata Dendi dalam paparan virtual, Rabu (19/5/2021).

Lebih jauh ia mengatakan bahwa secara umum fenomena sekarang hampir mirip ketika krisis finansial 2008. Tapi ada dua hal yang patut dicermati melihat lebih jauh mengenai kenaikan harga komoditas.

“Pertama adalah posisi permintaan dan penawaran. Ia mengakui ada beberapa komoditas alami peningkatan permintaan, seperti batubara dan nikel. Tapi ada juga yang produksinya terganggu seperti crude palm oil (CPO) akibat kondisi di Malaysia dan Australia,” papar Dendi.

Kedua, lanjut dia, adalah faktor stimulus negara maju. Dibandingkan dengan 2008, stimulus AS sekarang lebih besar tiga kali lipat. Ini mendorong banjirnya likuiditas dan mengalir ke komoditas.

BACA JUGA   Angkutan Barang KAI Tumbuh 3 Persen hingga April 2025, Didominasi Batubara

“Tapi kalau disimpulkan super boom commodity ya saya kira tidak, ini karena likuiditas dolar banyak,” ungkapnya

Masih menurut Dendi, kondisi China juga berbeda dibandingkan 13 tahun lalu. Ekonomi China lagi tumbuh tingi-tingginya dan membutuhkan banyak sekali komoditas. Namun sekarang peningkatan permintaannya tidak lagi besar.

“Secara real demand sebetulnya nggak terlalu besar untuk angkat harga semakin tinggi batu bara di atas 100 ya,” pungkasnya.(Adi)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *