Home ENERGI Harga Batubara Belum Jelas, Produsen Pilih Tahan Jumlah Produksi
ENERGI

Harga Batubara Belum Jelas, Produsen Pilih Tahan Jumlah Produksi

Share
Share

Jakarta, SitusEnergy.com

Sejumlah produsen batu bara memilih untuk menahan angka produksi di level saat ini. Pasalnya, para produsen tersebut memproyeksikan pasar batu bara masih sangat menantang di semester II tahun ini, seiring dengan sentimen negatif yang membayangi komoditas tersebut.

Head of Corporate Communication Division PT Adaro Energy Tbk, Febriati Nadira mengatakan meski prospek pasar batu bara masih menantang, namun perseroan tetap optimistis untuk mencapai target sesuai panduan dan fokus memenuhi kontrak dengan semua pelanggan.

“Melihat tren harga saat ini dan harga batu bara yang tidak dapat diprediksi, Adaro akan terus menjalankan keunggulan operasional di seluruh rantai bisnis agar menghasilkan kinerja operasional yang solid dan menyakinkan kegiatan operasional dapat berjalan dengan baik dan aman,” kata Febriati di Jakarta, Jumat (5/7).

Febriati menyebut, perseroan akan mempertahankan produksi batu bara di level 54 juta ton hingga 56 juta ton dalam 15—20 tahun ke depan. “Angka itu sekaligus menjadi panduan target produksi perseroan tahun ini,” tuturnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Golden Energy Mines Tbk Bonifasius menjelaskan bahwa harga batu bara cenderung mengalami penurunan pada kuartal II/2019.

“Berdasarkan hasil diskusi dengan para pelaku bisnis batu bara di Coaltrans Bali mereka pesimistis dengan peningkatan harga jual batu bara tahun ini karena adanya perang dagang antara China dan Amerika Serikat,” jelasnya.

Bonifasius menjelaskan bahwa target produksi perseroan tahun ini sekitar 23 juta ton. Sementara itu, penjualan ditargetkan sekitar 25 juta ton.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri sebelumnya telah mengumumkan harga batu bara acuan (HBA) senilai USD71,92 per ton untuk periode Juli 2019. Posisi itu turun 11,73 persen dibandingkan dengan USD81,48 per ton pada Juni 2019.

HBA sendiri terbentuk dari empat indeks yakni Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Global Coal Newcastle Index (GCNC), dan Platts 5900 dengan bobot masing-masing 25 persen. (SNU)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Ratna Juwita Soroti Banyak PR di Kementerian ESDM, dari Kilang Minyak hingga Energi Hijau

Jakarta, situsenergi.com Anggota Komisi VII DPR RI, Ratna Juwita Sari, menilai kinerja...

Pertamina Raih Juara Pertama Badan Publik Terinovatif di Information Transparency Award 2025

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) berhasil meraih Juara Pertama kategori Badan Publik...

Medco Energi Genjot Efisiensi dan Turunkan Emisi Lewat Optimasi Gas

Jakarta, situsenergi.com PT Medco Energi Internasional Tbk terus memperkuat langkah menuju energi...

Elnusa Perkuat Produksi Migas Nasional Lewat Teknologi Coiled Tubing

Jakarta, Situsenergi.com PT Elnusa Tbk terus menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung peningkatan...