Logo SitusEnergi
Harga Batubara Anjlok Pengaruhi Pendapatan PTBA Harga Batubara Anjlok Pengaruhi Pendapatan PTBA
Jakarta, Situsenergy.com Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada semester I/2019 diwarnai oleh pendapatan yang naik tipis tapi laba bersih perseroan justru merosot. Berdasar... Harga Batubara Anjlok Pengaruhi Pendapatan PTBA

Jakarta, Situsenergy.com

Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada semester I/2019 diwarnai oleh pendapatan yang naik tipis tapi laba bersih perseroan justru merosot. Berdasar laporan keuangannya, Senin (16/9), PTBA mencatatkan pendapatan Rp10,61 triliun pada enam bulan pertama tahun ini atau naik tipis 1,14% dari periode Januari-Juni 2018 sebesar Rp Rp 10,49 triliun.

Menurut Sekretaris Perusahaan, Suherman, mengatakan pelemahan harga batu bara Newcastle sebesar 38 persen dan harga batu bara thermal Indonesia atau Indonesian Coal Index (ICI) GAR 5000 sebesar 26% adalah faktor utama yang menggerus harga rata-rata pada semester I/2019. PTBA mencatatkan pendapatan sebesar Rp10,6 triliun, yang terdiri atas penjualan batu bara domestik sebesar 53%, penjualan batu bara ekspor sebesar 45%, dan aktivitas lainnya seperti penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit, dan jasa sewa.

Sementara, sepanjang semester pertama 2019, PTBA membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp2,01 triliun. Jumlah ini turun 24,44% dari laba periode berjalan tahun lalu yang mencapai Rp 2,66 triliun.
Selain itu, sepanjang semester pertama lalu, PTBA juga mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan lebih tinggi. Tercatat, beban pokok pendapatan pada semester pertama ini naik 13,3% menjadi Rp 6,96 triliun, jauh lebih tinggi daripada kenaikan pendapatan. Alhasil, margin laba kotor PTBAturun menjadi 34,44% dari periode semester pertama tahun lalu sebesar 41,45%.

BACA JUGA   Dorong Talenta Pelaut Berdaya Saing Global, PIS Luncurkan Beasiswa dengan 7 Kampus Nasional

“Pos beban lainnya yang ikut naik adalah beban umum dan administrasi yang naik 31% menjadi Rp 793,8 miliar. Sementara PTBA berhasil menekan beban penjualan dan pemasaran yang turun 13% menjadi Rp 389,2 miliar,” kata Suherman dalam keterangannya di Jakarta, Senin (16/9).

Lebih lanjut, Suherman menambahkan pada semester pertama, pendapatan batubara masih menjadi kontibutor terbesar yakni mencapai Rp5,32 triliun atau naik sekitar 23,5%. Untuk penjualan terhadap Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi sumber pendapatan terbesar yakni mencapai Rp 3,2 triliun, disusul oleh penjualan kepada PTIP sebesar Rp 1,73 triliun. Sementara pendapatan pihak ketiga turun 13,44% menjadi Rp 5,11 triliun.

Terkait dengan asset, PTBA pada semester pertama 2019 sebesar Rp 23,41 triliun atau naik dari periode akhir Desember 2018 sebesar Rp 24,17 triliun. Jumlah ini terdiri atas liabilitas sebesar Rp 7,16 triliun dan ekuitas sebesar Rp 16,25 triliun. Di tengah penurunan harga batu bara acuan (HBA), perseroan telah berupaya untuk mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara, seperti India, Korea Selatan, Hong Kong, Filipina, Taiwan, dan sejumlah negara Asia lainnya, ditengah penurunan harga batu bara acuan (HBA).

BACA JUGA   Swasembada Energi Bukan Mimpi! PLN Serius Manfaatkan Gas Domestik

“Kinerja itu juga didukung oleh strategi optimasi penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market,” papar Suherman. (DIN)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *