Jakarta, situsenergy.com
Harga batu bara acuan (HBA) untuk November 2019 yakni US$ 66,27/ton atau menguat dibanding periode Oktober sebesar US$ 64,80 per ton. Penetapan HBA dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurut Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Selasa (5/11), penetapan HBA merujuk pada pergerakan harga batu bara dunia, yakni index pasar internasional.
Ada 4 index yang dipakai Kementerian ESDM yakni Indonesia Coal Index (ICI), New Castle Global Coal (GC), New Castle Export Index (NEX), dan Platts59. Adapun bobot masing-masing index sebesar 25% dalam formula HBA.
Agung mengungkapkan naiknya harga di November sudah diprediksi sebelumnya lantaran banjir yang melanda di India. Namun dia menjelaskan menguatnya harga kali ini juga dipengaruhi oleh peningkatan permintaan seiring memasuki musim dingin.
Sementara itu Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, pergerakan harga dipengaruhi oleh permintaan Tiongkok. Dia menyebut pada musim dingin ini Negeri Tirai Bambu itu merelaksasi impor batu bara. Hal ini guna memenuhi kebutuhan batu bara dalam negeri dalam menghadapi musim dingin. Meski permintaan bertambah tapi pasar dibanjiri oleh pasokan dari Rusia syang kini mengalihkan pasarnya di Asia. (ert/acb)
Leave a comment