


Jakarta, Situsenergi.com
Pemerintah menargetkan penggunaan bahan bakar non fosil harus dioptimalkan diantaranya implementasi jaringan gas bumi (jargas) untuk rumah tangga, lantas bagaimana progresnnya?.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan implementasi jargas untuk rumah tangga hingga saat ini terus diupayakan oleh pemerintah.
Dikatakannya, langkah pemerintah mendorong perluasan program Jaringan gas (Jargas) sebagai bagian dari upaya menekan impor LPG.
Menurut Tutuka, berdasarkan catatan kementerian ESDM, jargas untuk rumah tangga yang telah tersambung mencapai 840 ribu sumbangan rumah tangga.
Menurut dia, sambungan jargas rumah tangga tersebut berasal dari dua sumber yakini murni yang difasilitasi oleh negara (APBN) maupun dengan skema non APBN atau Badan Usaha (KPBU).
“Jadi totalnya jargas APBN dan non APBN totalnya yang dilakukan oleh PGN itu total 840 ribu sambungan rumah, sebagian besar oleh APBN,” kata dia dalam sebuah wawancara televisi yang disiarkan secara live streaming, Senin (10/10/2022).
Dikatakannya, sambungan jargas diklaim sudah tersebar di sejumlah daerah diantaranya Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Papua yang telah dialiri jaringan gas bumi.

“Jadi pipa yang disediakan pemerintah sampai ke rumah-rumah, nah gasnya diupayakan dari pemerintah, jadi pemerintah dan SKK Migas mengupayakan untuk mencari sumber-sumber yang dipakai jargas ini,” ujarnya.
Sementara itu, dalam rangka peningkatan sambungan jargas di dalam negeri, Tutuka mengatakan untuk tahun depan jargas rumah tangga ini dioptimalkan dengan skema KPBU.
“Artinya ini jargas swasta, ini sudah kita proses bersama kementerian keuangan yang mempunyai skema pendanaan kemudian sudah dipilih pilotnya di Palembang dan Padang,” kata dia.
“Ke depan kita harapkan satu tahun satu juta, sekarang untuk pilot dulu tapi nanti kemudian ke 9 kabupaten kota, jadi jargas ini menjadi program utama,” pungkasnya.(SA/SL)
No comments so far.
Be first to leave comment below.