Home MIGAS Gara-Gara India, Harga Minyak Terjerembab
MIGAS

Gara-Gara India, Harga Minyak Terjerembab

Share
Penguncian di Eropa Hantui Pasar, Koreksi Harga Minyak Berlanjut
Penguncian di Eropa Hantui Pasar, Koreksi Harga Minyak Berlanjut
Share

New York, Situsenergi.com

Harga minyak berjangka dunia anjlok, Selasa, imbas dari lonjakan kasus covid-19 di India yang semakin tak terkendali. Kekhawatiran bakal terjadi ‘lockdown’ menyebabkan minyak jatuh, sebab India sendiri merupakan importir minyak terbesar ketiga di dunia.

Harga minyak terus meningkat tahun ini karena antisipasi bahwa permintaan akan pulih, tetapi kendati Amerika Serikat dan China sedang rebound, banyak negara lain tidak mengalaminya, di kutip dari laporan Reuters, Selasa (20/4/2021) atau Rabu (21/4/2021) pagi WIB.

“Kecuali kemajuan besar terlihat di luar negara industri utama seperti Amerika, faktor pandemi dapat memerlukan beberapa penyesuaian penurunan ekspektasi permintaan minyak global untuk tahun ini,” kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

India, negara terpadat kedua di dunia dan saat ini paling terpukul oleh Covid-19, melaporkan jumlah kematian harian terburuk pada Selasa, dengan sebagian besar negara itu sekarang dikunci di tengah gelombang penularan kedua yang meningkat cepat.

Perdana Menteri India Narendra Modi mendesak warganya untuk mengambil tindakan pencegahan untuk menghentikan penyebaran Covid-19, tetapi tidak memberlakukan penguncian.
Pembatasan terus menghambat aktivitas perjalanan di seluruh dunia. Hong Kong akan menangguhkan penerbangan dari India, Pakistan, dan Filipina mulai 20 April selama dua minggu.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup turun 48 sen, atau 0,7 persen, menjadi USD66,57 per barel. Selama sesi itu, Brent mencapai level tertinggi sejak 18 Maret di USD68,08 per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) anjlok 94 sen, atau 1,5 persen menjadi USD62,44 per barel.
Harga minyak mentah reli di awal sesi setelah Libya mengumumkan kondisi force majeure pada ekspor dari pelabuhan Hariga dan mengatakan pihaknya dapat memperluas tindakan tersebut ke fasilitas lain, dengan alasan sengketa anggaran.

Hariga dijadwalkan memuat sekitar 180.000 barel per hari (bph) pada April. Produksi Libya terpukul tahun lalu setelah pasukan yang berbasis di timur dalam perang saudara negara itu memblokade terminal minyak.

Secara keseluruhan, harga minyak pulih dari posisi terendah bersejarah tahun lalu didorong oleh permulaan pandemi, dibantu beberapa pemulihan permintaan dan pengurangan produksi oleh Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC Plus. (SNU/RIF)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Pertamina Patra Niaga Tegaskan Pentingnya Cerdas Memilah Informasi di Tengah Maraknya Hoaks BBM

Jakarta, situsenergi.com Di tengah derasnya arus informasi digital, Pertamina Patra Niaga mengingatkan...

PT Star Energy Geothermal Rampungkan Retrofit PLTP Salak, Tambah Kapasitas 7,7 MW

Jakarta, Situsenergi.com PT Star Energy Geothermal (SEG) berhasil menuntaskan proyek retrofit Unit...

Pertamina Bina Pembalap Cilik Indonesia, Siapkan Generasi Emas Balap Nasional

Lombok, Situsenergi.com Di tengah sorotan ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025,...

Pertamina Grand Prix of Indonesia Angkat Citra Lombok di Mata Dunia

Lombok, situsenergi.com Kesuksesan penyelenggaraan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 kembali menjadi...