Logo SitusEnergi
EW: Masih Banyak yang Salahgunakan  LPG 3Kg EW: Masih Banyak yang Salahgunakan  LPG 3Kg
Jakarta, Situsenergy.com Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengungkapkan, masih banyaknya masyarakat yang menggunakan LPG 3 kg tanpa ada pembatasan cukup berdampak luas. “Banyak... EW: Masih Banyak yang Salahgunakan  LPG 3Kg

Jakarta, Situsenergy.com

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengungkapkan, masih banyaknya masyarakat yang menggunakan LPG 3 kg tanpa ada pembatasan cukup berdampak luas.

“Banyak masyarakat yang menggunakan LPG 3 kg padahal sebenarnya tidak berhak dan ini sangat berdampak terhadap mereka yang berhak menggunakannya,” kata Mamit dalam pesan singkatnya kepada Situsenergy.com di Jakarta, Senin (03/9).

Apalagi, kata Mamit, pada saat-saat di mana masyarakat banyak melaksanakan hajat pernikahan maupun sunatan seperti di bulan Dzulhijjah kemarin. “Saya kira kenaikan LPG 3 kg sebelum dan sesudah bulan Dzulhijjah memang berkaitan dengan anggapan bahwa bulan tersebut adalah bulan barokah dimana banyak kegiatan pernikahan atau khitanan yang dilakukan oleh masyarakat,” tukasnya.

Ironisnya, lanjut dia, hampir di semua acara yang diselengarakan di kampung-kampung pasti menggunakan LPG 3 kg sebagai bahan bakar untuk memasak akibat disparitas harga yang cukup tinggi. “Dan ini pasti berdampak terhadap penggunaan LPG 3 kg di berbagai daerah. Intinya, pada bulan Dzulhijjah jelang dan sesudah Idul Adha, penggunaan LPG 3 kg selalu meningkat lebih tinggi dari bulan lain atau sama seperti pada bulan Ramadhan,” paparnya.

BACA JUGA   Ketahanan, Swasembada, dan Kemandirian Energi?

Sementara pihak pertamina yang sudah berpengalaman terhadap hal ini sudah barang tentu selalu menambah pasokan pada bulan tersebut.

Menurut External Communicatin Manager Pertamina Arya Dwi Paramita, pasokan LPG baik subsidi maupun non subsidi aman untuk 16 hari. “Berdasarkan data secara nasional, di akhir Agustus 2018, kita telah menambah suplai LPG hingga rata-rata 4 persen di atas normal,” ujarnya pekan lalu.

Bahkan, kata dia, untuk wilayah yang mengalami lonjakan tinggi, Pertamina melakukan penambahan alokasi LPG 3 kg hingga 15 persen. “Bulan ini ada tren peningkatan permintaan di masyarakat. Konsumsi rumah tangga naik untuk kebutuhan menjelang dan sesudah perayaan Idul Adha,” papar Arya.

Lebih jauh ia mengatakan, selain meningkatnya permintaan untuk rumah tangga, kelangkaan LPG 3 kg di beberapa wilayah juga dipicu oleh meluasnya penggunaan LPG subsidi ini pada sektor yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Menurutnya, saat ini semakin banyak penggunaan LPG 3 Kg oleh masyarakat mampu, termasuk usaha non mikro, bisnis laundry, dan pompa air untuk pertanian.

“Banyak konsumen LPG subsidi yang tidak tepat sasaran. Dan kami perlu mengingatkan kembali bahwa peruntukan LPG 3 kg hanya untuk masyarakat miskin, usaha mikro dan kapal nelayan kecil,” tukasnya.

BACA JUGA   Ultah Ke-17, PDSI Rayakan dengan Donor Darah: Biar Nggak Cuma Tiup Lilin

Untuk mengatasi hal tersebut, lanjut Arya, Pertamina telah berupaya menambah suplai di luar alokasi normal dan menggelar operasi pasar dan pasar murah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat. “Bahkan untuk beberapa daerah, Pemda secara agresif menggelar sidak kepada usaha-usaha yang seharusnya tidak menggunakan LPG 3 kg dan mengalihkan penggunaannya ke Bright Gas 5.5 kg,” kata dia.

Menurutnya, masyarakat bisa mendapatkan LPG 3 kg di beberapa jaringan distribusi seperti di pangkalan resmi Pertamina dan SPBU. Dan jika menemukan indikasi penimbunan LPG 3 kg, ataupun kelangkaan di wilayahnya agar dapat melaporkan kepada Contact Pertamina di 1 500 000 atau lewat twitter Pertamina @pertamina.

“Agar kami dapat menindaklanjuti, mohon laporan disampaikan secara lengkap dan sedetailmungkin, terutama terkait lokasi yang mengalami kelangkaan sampai level kecamatan,” pungkasnya.(adi)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *