Logo SitusEnergi
Energy Watch : Sudah Waktunya Pertamina Slow Down Produksi Energy Watch : Sudah Waktunya Pertamina Slow Down Produksi
Jakarta, situsenergy.com Harga minyak dunia terus mengalami penurunan ditengah pandemi virus corona di dunia saat ini. Penurunan harga minyak hingga diluar batas wajar ini... Energy Watch : Sudah Waktunya Pertamina Slow Down Produksi

Jakarta, situsenergy.com

Harga minyak dunia terus mengalami penurunan ditengah pandemi virus corona di dunia saat ini. Penurunan harga minyak hingga diluar batas wajar ini dipicu kelebihan produksi di seluruh dunia, padahal di saat yang sama, permintaan minyak berkurang, sebagai imbas dari banyak negara yang melakukan Lockdown karena Covid-19.

Ditanah air sendiri, Pertamina disebut tengah berjibaku dengan target lifting minyak yang dipatok pemerintah, sebanyak 1 juta BOPD pada 2025 mendatang, dimana salah satu upaya yang harus dilakukan yakni melakukan eksplorasi sebanyak-banyaknya, serta optimalisasi lapangan eksisting dengan teknologi yang tersedia.

Namun demikian, disisi yang berbeda, kondisi kejatuhan harga minyak dunia tersebut tentu menjadi tantangan yang sangat berat bagi Pertamina. Apalagi, kondisi keuangan Pertamina dalam beberapa tahun terakhir memang belum stabil. Atas dasar itu, Pertamina kemudian diusulkan untuk melakukan Slowdown produksi, agar beban Capex dan Opex bisa berkurang dan cashflow perusahaan bisa membaik.

“Aaya kira dengan kondisi saat ini, memang langkah paling baik dari Pertamina kita slowdown dulu produksi, agar beban capex dan opex mereka bisa berkurang,” ujar Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan kepada SitusEnerfy, saat dihubungi pada Senin (27/4/2020).

BACA JUGA   Ultah Ke-17, PDSI Rayakan dengan Donor Darah: Biar Nggak Cuma Tiup Lilin

Pertamina, kata Mamit, disarankan untuk menginventarisir kembali proyek-proyek yang memakan biaya besar, serta melakukan renegosiasi dengan para pendukung kegiatan migas, agar efisiensi dari produksi dan operasional terjaga.

“Saya kira Pertamina lebih baik meningkatkan kegiatan work over dan well service’s (WOWS) ditengah kondisi saat ini,” tuturnya.

Meski demikian, kata Mamit, kebijakan Slowdown juga tentu akan ada dampaknya bagi para pekerja Pertamina, maka itu, ia berharap perusahaan bisa melakukan perhitungan yang benar-benar matang, agar kinerja perusahaan tetap terjaga, namun tanpa menimbulkan masalah bagi karyawannya.

“Jadi kurang lebih dampak dari pemangkasan produksi Pertamina, sama dengan tadi di AS. Akan banyak nanti pekerja migas yang akan kehilangan pekerjaan mereka. Ini juga saya kira menjadi dilema yang harus di perhatikan oleh para stakeholder,” pungkasnya. (SNU)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *