Logo SitusEnergi
Energy Watch : Skema BOT Jadi Win-Win Solution Pembangunan Infrastruktur Energi Energy Watch : Skema BOT Jadi Win-Win Solution Pembangunan Infrastruktur Energi
Jakarta, situsenergy.con Skema Built-Operate-Transfer (BOT) yang sudah diaplikasikan di sektor pembangunan infrastruktur, bisa juga dimanfaatkan untuk pembangunan di sektor energi. Sebut saja pembangunan depo... Energy Watch : Skema BOT Jadi Win-Win Solution Pembangunan Infrastruktur Energi

Jakarta, situsenergy.con

Skema Built-Operate-Transfer (BOT) yang sudah diaplikasikan di sektor pembangunan infrastruktur, bisa juga dimanfaatkan untuk pembangunan di sektor energi. Sebut saja pembangunan depo BBM dan LPG, yang bisa juga dilakukan dengan skema BOT.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, saat ditanya soal peluang pembangunan infrastruktur energi dengan pola kerjasama Pertamina-Swasta, saat dihubungi pada Minggu (6/12/2020).

Menurut Mamit, kebutuhan infrastruktur energi, seperti depo BBM maupun depo LPG, sangat mendesak untuk dipenuhi, khususnya demi pemerataan pendistribusian BBM dan LPG di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil dan Terluar).

“Dengan skema BOT, bekerjasama dengan pihak swasta, secara otomatis hal ini bisa dilakukan dan ini juga akhirnya menjadi suatu win-win solusi. Win-win solusinya adalah Pertamina memiliki aset yang tersebar di seluruh Indonesia, tetapi di sisi lain biaya yang mereka keluarkan tidak terlalu besar atau bahkan tidak ada,” ujar Mamit.

Disisi lain, keuntungan yang akan dirasakan masyarakat dengan terbangunnya infrastruktur tersebut yaitu masyarakat akan semakin mudah mengakses BBM maupun LPG. Sebagaimana diketahui, wilayah Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau, tentu sangat membutuhkan proses distribusi yang baik, salah satunya yakni dengan memperbanyak depo di seluruh wilayah.

BACA JUGA   Gandeng INPEX Masela, Badak LNG Siap Panaskan Proyek Gas Raksasa di Indonesia

“Jadi dari sisi masyarakat juga diuntungkan dengan distribusi yang merata, disisi lain juga teman-teman Pertamina diuntungkan juga dengan biaya yang tidak terlalu besar. Karena investasi semuanya dilakukan oleh pihak swasta ataupun mungkin dengan mekasieme yang lain, B to B. Mekanisme ini harus kita dukung dan jalankan maksimal agar semuanya dapat merasakan dampak yang positif dari semuanya itu,” tuturnya.

Bagi Pertamina sendiri, skema BOT juga sangat membantu, ditengah kebutuhan permodalan perusahaan yang terbatas. Sebagaimana diketahui, beban Pertamina cukup berat karena tugas dari pemerintah untuk penyaluran BBM satu harga.

“Sangat baik apabila Pertamina bisa memiliki aset tanpa harus mengeluarkan biaya lebih besar melalui mekanisme BOT atau bekerjasama dengan pihak lain, patut kita dukung, karena bisa memiliki aset cukup besar tetapi dengan biaya yang minimal. Sehingga peningkatan aset ini bukan lagi suatu keniscayaan dan memang ini Pertamina akan sangat terbantu. Dan misalnya suatu contoh, Pertamina harus membangun depo BBM dan LPG, ternyata Pertamina memiliki keterbatasan permodalan,” tuturnya.

“Ini saya kira patut jita dukung dan Pertamina maupun pemerintah tidak alergi dengan hadirnya pihak swasta dengan skema BOT tersebut. Justru sebisa mungkin Pertamina membuka diri dengan pihak swasta,” sambungnya. (SNU/RIF)

BACA JUGA   PGN dan Mubadala Energy Kolaborasi Garap Gas Blok South Andaman, Bidik Kebutuhan Sumatra-Jawa

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *