Jakarta, situsenergi.com
Pertamina baru saja menaikan 3 jenis produk BBM umum yang dipasarkan yaitu Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite pada 12 Februari 2022 kemarin.
Terkait hal ini, Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan bahwa keputusan Pertamina menaikkan harga BBM non Subsidi sudah tepat. Pasalnya, kata dia, sebelum dinaikkan harga BBM memiliki selisih yang cukup besar sehingga Pertamina berpotensi merugi.
“Karena secara keekonomian memang sudah jauh di bawah keekonomian. Kemarin-kemarin masih ada selisih. Dalam artian Pertamina masih menanggung kerugian,” ujarnya.
Mamit menjelaskan, bahwa kenaikan Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite sudah sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 69 Tahun 2021 Tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak tepatnya pasal 14A ayat 1 yang berbunyi “Harga jual eceran Jenis BBM Umum di titik serah untuk setiap liter, dihitung dan ditetapkan oleh Badan Usaha berdasarkan formula harga tertinggi yang terdiri atas harga dasar ditambah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor”
“Karena masuknya bukan kategori BBM penugasan, jadi memang sudah seharusnya ketiga jenis BBM tersebut dinaikan. Apalagi kita tahu bahwa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta sudah beberapa kali menyesuaikan harga BBM mereka jauh sebelum Pertamina menaikan harga,” paparnya.
Dengan demikian, lanjut Mamit, maka Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite yang merupakan BBM dengan RON dan Cetane Number (CN) tinggi dimana penggunanya adalah kendaraan baru dan kendaraan mewah, maka sudah seharusnya tidak disubsidi oleh Pemerintah atau Pertamina.
“Masa mobil mewah yang butuh RON dan CN tinggi tetapi disubsidi oleh Pemerintah. Itukan sangat kurang elok,” lanjut Mamit.
Selain itu, kata dia, para pengguna Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite juga seharusnya tidak perlu komplain karena kenaikan harga tersebut.
“Mereka yang kategori masyarakat mampu harus mengerti kondisi yang terjadi saat ini terutama untuk sektor energi dimana harga minyak dunia terus mengalami kenaikan. SPBU swasta saja sudah beberapa kali melakukan penyesuaian harga BBM mereka. Masa gilirian Pertamina menyesuaikan mereka protes,” tutup Mamit.
Berikut daftar perbandingan harga BBM terbaru
- Rincian harga BBM Pertamina
• Pertalite (RON 90): Rp 7.650 hingga Rp 8.000.
• Pertamax (RON 92): Rp 9.000 hingga Rp 9.400.
• Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.500 hingga Rp 14.000.
• Dexlite (CN 51): Rp 12.150 hingga Rp 12.650.
• Pertamina Dex (CN 53): Rp 11.550 hingga Rp 13.700. - Rincian harga BBM Shell
• Shell Super (RON92): Rp 12.990.
• Shell V-Power (RON 95): Rp 13.550.
• Shel lV-Power Nitro+ (RON 98): Rp 13.750
• Shell V-Power Diesel (CN 51): Rp 13.270
• Shell Diesel Extra (CN 53): Rp 12.500 - Rincian harga BBM BP-AKR
• BP 90: Rp 12.500
• BP 92: Rp 12.990
• BP 95: Rp 13.550
• BP Diesel (CN 53): Rp 12.990 - Rincian harga BBM Vivo
• Revvo 90: Rp 8.900
• Revvo 92: Rp 11.900
• Revvo 95: Rp 12.500.(SL)
Leave a comment