Jakarta, situsenergi.com
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor komoditas minyak dan gas (migas) masih tertekan hingga akhir triwulan ketiga tahun ini. Sepanjang periode Januari hingga September 2025, neraca perdagangan migas tercatat mengalami defisit sebesar USD13,71 miliar, sekaligus menjadi penekan utama terhadap surplus perdagangan nasional.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan bahwa meskipun neraca perdagangan barang masih mencatat surplus besar, sektor migas justru masih menunjukkan pelemahan ekspor.
“Surplus ini juga masih tetap ditopang oleh surplus perdagangan produk nonmigas sebesar USD47,20 miliar. Sementara komoditas migas masih terjadi defisit sebesar USD13,71 miliar,” ujar Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/11/2025).
Secara total, nilai ekspor Indonesia pada periode Januari–September 2025 mencapai USD209,80 miliar, tumbuh 8,14 persen secara tahunan (year on year) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun, kontribusi terbesar tetap datang dari ekspor nonmigas sebesar USD199,77 miliar, yang naik 9,57 persen yoy.
Sebaliknya, kinerja ekspor migas justru melemah tajam hingga 14,09 persen yoy, dengan nilai ekspor hanya USD10,03 miliar, turun dari USD11,68 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Ekspor sektor industri pengolahan yang naik cukup besar adalah minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, barang perhiasan dan barang berharga, kimia dasar organik bersumber dari hasil pertanian serta semikonduktor dan komponen elektronik lainnya,” jelas Pudji.
Untuk periode September 2025 saja, ekspor Indonesia tercatat mencapai USD24,68 miliar, tumbuh 11,41 persen yoy, dengan sebagian besar peningkatan didorong oleh sektor nonmigas. Ekspor nonmigas tercatat sebesar USD23,68 miliar, naik 12,79 persen yoy, sementara ekspor migas tetap tertinggal di tengah tren penurunan global harga energi.
Pudji menjelaskan bahwa kenaikan ekspor nasional pada bulan tersebut terutama ditopang oleh lonjakan pada komoditas logam mulia dan perhiasan.

“Peningkatan nilai ekspor pada September 2025 secara tahunan terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor nonmigas yaitu pada komoditas logam mulia dan perhiasan atau permata yang naik 168,57 persen dengan andil 5,66 persen,” ujarnya. (DIN/GIT)
Leave a comment