Logo SitusEnergi
Ekonom: Tren Pemakaian Kendaraan Listrik Berbasis Baterai Diprediksi Terus Meningkat Ekonom: Tren Pemakaian Kendaraan Listrik Berbasis Baterai Diprediksi Terus Meningkat
Jakarta, Situsenergi.com Chief Citi Indonesia Helmi Arman mengatakan, bahwa tren pemakaian kendaraan listrik berbasis baterai diprediksi akan terus meningkat, mengingat semakin banyak negara yang... Ekonom: Tren Pemakaian Kendaraan Listrik Berbasis Baterai Diprediksi Terus Meningkat

Jakarta, Situsenergi.com

Chief Citi Indonesia Helmi Arman mengatakan, bahwa tren pemakaian kendaraan listrik berbasis baterai diprediksi akan terus meningkat, mengingat semakin banyak negara yang mengoptimalkan penggunaan energi bersih dengan menurunkan ketergantungan pada bahan bakar minyak.

“Kita optimistis Indonesia masih akan bisa bersinar dengan berkembangnya sumber-sumber ekspor baru, di saat banyak negara lainnya menghadapi prospek penurunan ekspor dan pertumbuhan ekonomi yang struktural,” kata Helmi dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Rabu (28/11/2022).

Helmi Arman menilai, berkembangnya industri nikel dan baterai mobil listrik yang berorientasi ekspor akan memiliki kontribusi signifikan terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.

“Masuknya investasi di sektor logam dasar dan baterai mobil listrik berpotensi memperbaiki struktur neraca perdagangan hingga menaikkan peringkat utang Indonesia walaupun dalam hal menjaga stabilitas nilai tukar, diferensial suku bunga kebijakan tetap harus diperhatikan,” paparnya.

Indonesia sendiri, kata dia, telah dikenal sebagai produsen nikel terbesar dunia dengan memiliki 23,7 persen porsi cadangan bijih nikel dari seluruh cadangan dunia, sehingga mampu memproduksi bijih nikel dalam jumlah besar secara berkelanjutan. Selain itu, Indonesia juga memiliki cadangan kobalt yang besar yang merupakan salah satu bahan utama yang diperlukan untuk membuat baterai.

BACA JUGA   PLN EPI Kembangkan Ekosistem Biomassa di NTT, Dorong Transisi Energi Hijau

“Cadangan nikel dan kobalt yang besar akan mempengaruhi produksi baterai dikarenakan komponen kobalt dan nikel mencakup sekitar 90 persen dari total komponen baterai,” tukasnya.

Lebih jauh Helmi mengungkapkan, bahwa dalam tiga tahun ke depan kontribusi ekspor logam dasar dan baterai mobil listrik terhadap neraca perdagangan Indonesia diperkirakan dapat mencapai hingga 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Berdasarkan studi Citi Research berjudul “Indonesia’s EV battery venture: Harnessing the economy’s growth potential” yang diterbitkan September lalu, Indonesia tengah memperkuat posisi dalam rantai pasokan global untuk logam dasar dan baterai mobil listrik.

“Hal tersebut akan memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga perlu mendapat perhatian investor,” Demikian Helmi Arman.(Ert/SL)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *