Home ENERGI DR Marwan Batubara : Kandungan Biodiesel 30%, Boleh Saja , Asal Bisa Dipertanggungjawabkan
ENERGIOPINI

DR Marwan Batubara : Kandungan Biodiesel 30%, Boleh Saja , Asal Bisa Dipertanggungjawabkan

Share
Share

Jakarta, situsenergy.com

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (9/7) lalu meminta agar kandungan biodiesel di bahan bakar minyak (BBM) ditingkatkan menjadi 30 persen sebagai satu langkah menghadapi tekanan ekonomi global.

Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif IRESS, Dr Marwan Batubara mengatakan, bahwa sejauh keinginan Presiden tersebut sudah diujicoba dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan maka hal itu sah-sah saja.

“Tapi saya kira jangan sekedar bicara angka sekian persen tanpa melihat secara tehnis. Sebetulnya itu bisa berdampak jika didukung dengan ujicoba yang sudah disertifikasi, ” ungkapnya kepada Situsenergy.com saat ditemui situsenergy di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), Jakarta Timur,  Selasa.

Menurut Marwan, pihaknya pernah menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan berbagai stake holder diantaranya pengurus organisasi pengusaha kapal, organisasi pengusaha alat berat tambang, organisasi perusahaan perdagangan minyak , organisasi petani plasma sawit, para ahli mesin-mesin terutama dari listrik dan sebagainya.

“Tahun lalu kita pernah menggelar FGD dengan sejumlah stake holder dan ternyata dengan kapasitas atau komposisi CPO atau minyak sawit membesar bisa mengganggu mesin dan jalannya operasi.

Misalnya kapal  nantinya bisa mengalami gangguan atau berhenti di tengah laut,” ungkapnya.

“Itu artinya kita jangan cuma melihat soal komposisi energi baru terbarukan .kalau tinggi itu bagus tetapi jangan  lupa untuk melihat dampak operasional  bagi pihak yang menggunakan seperti kapal termasuk kendaraan di darat,” tambah Marwan.

Menurutnya, masyarakat perlu merujuk ke Direktorat EBTK Kementrian ESDM, terutama tentang apa yang telah mereka hasilkan selama ini. Lalu bagaimana mereka berkoordinasi dengan para pengguna termasuk juga untuk kapal-kapal TNI Angkatan Laut milik pemerintah.

“Kan bisa dicek apa reaksi mereka. Tapi jangan juga mengedapankan ABS (asal bapak senang) dan tidak mau mengungkap bahwa sebetulnya mereka ada masalah. Kita mau mereka independen, karena ini menyangkut kepentingan publik maupun kepentingan ketahanan nasional,” paparnya.

Saat ditanya berapa persen komposisi atau kandungan biodidesel yang paling ideal Marwan menyebut angka 20 persen.

“Paling tinggi komposisi biodiesel hanya di angka 20 persen saja, kalau lebih dari itu nanti akan mengganggu operasi dari alat-alat yang menggunakan BBM tersebut,” tukasnya.

Menurut Marwan, kalau untuk angka yang lebih maksimum lagi misalnya 30 persen maka perlu ada uji coba dulu dan harus ada sertifikat.

“Jadi tidak bisa hanya di belakang meja lalu dipaksakan. Jangan-jangan ini karena ada potensi impor dari luar atau karena adanya berbagai kebijakan yang menyebabkan produsen CPO kita kehilangan sebagian pasarnya lalu memaksa untuk digunakan di sini dengan meningkatkan kadar CPO di BBM menjadi 30 persen. Jangan seperti itu,” katanya.

“Dan yang terpenting lagi pemerintah harus hadir, buktikan bahwa kajiannya itu memang tidak ada masalah tehnis operasional kemudian ada sertifikatnya. Tapi sepanjang belum ada, jangan memaksakan kehendak karena yang nanti menjadi korban adalah rakyat. Apalagi di belakang itu ada kepentingan pengusaha CPO,” pungkasnya.(adi)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

Ratna Juwita Soroti Banyak PR di Kementerian ESDM, dari Kilang Minyak hingga Energi Hijau

Jakarta, situsenergi.com Anggota Komisi VII DPR RI, Ratna Juwita Sari, menilai kinerja...

Pertamina Raih Juara Pertama Badan Publik Terinovatif di Information Transparency Award 2025

Jakarta, situsenergi.com PT Pertamina (Persero) berhasil meraih Juara Pertama kategori Badan Publik...

Medco Energi Genjot Efisiensi dan Turunkan Emisi Lewat Optimasi Gas

Jakarta, situsenergi.com PT Medco Energi Internasional Tbk terus memperkuat langkah menuju energi...

Ferdinand Hutahaean: Polemik SPBU Swasta Harus Dilihat Secara Jernih, Bukan Tuduhan Monopoli Pertamina

Jakarta, Situsenergi.com Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean, menilai polemik...