

Dolar Menguat, Corona Meningkat, Harga Minyak Terkoreksi
ENERGI January 19, 2021 Editor SitusEnergi 0

London, Situsenergy.com
Harga minyak merosot, Senin, karena dolar terapresiasi, ditambah meningkatnya kekhawatiran atas lonjakan kasus Covid-19 di seluruh dunia dan lambannya vaksinasi terhadap virus corona melebihi rebound kuartalan yang lebih baik dari perkiraan bagi ekonomi China.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 32 sen, atau 0,58 persen menjadi USD54,78 per barel dan minyak mentah West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, melemah 19 sen, atau 0,4 persen menjadi USD52,17 per barel, demikian laporan Reuters, di London, Senin (18/1/2021) atau Selasa (19/1/2021) pagi WIB.
Tak ada settlement minyak berjangka karena pasar Amerika ditutup untuk hari libur federal, Martin Luther King Jr Day.
“Ketakutan ekonomi yang disebabkan oleh korona, dolar AS yang lebih kuat dan sentimen investor yang lebih pesimistis semuanya memainkan peran dalam fakta bahwa Brent diperdagangkan…sekitar USD3 lebih rendah daripada Rabu lalu,” kata analis Commerzbank Eugen Weinberg.
Kedua tolok ukur itu menguat dalam beberapa minggu terakhir, didukung peluncuran vaksin Covid-19 dan penurunan mengejutkan dalam output oleh Arab Saudi. Tetapi lambannya vaksinasi menimbulkan keraguan tentang seberapa cepat perekonomian dapat pulih kembali.
Seorang pejabat Inggris mengatakan peluncuran vaksin terhambat oleh proses manufaktur “yang tidak merata”, dan Pfizer mengatakan mereka mendistribusikan lebih sedikit dosis vaksinnya di Eropa pada Januari ketimbang kontrak semula.
“Kampanye vaksinasi, meski sedang berlangsung, memperlambat kecepatan yang diperlukan untuk mendorong pemulihan global pada kuartal pertama dan permintaan minyak akan melambat kembali,” kata Kepala Pasar Minyak Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.
Dolar AS menguat untuk hari ketiga berturut-turut, Senin, ke level tertinggi empat pekan, membebani harga minyak mentah. Minyak biasanya dihargai dalam greenback, jadi dolar yang lebih kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain.
Kekhawatiran seputar keamanan menjelang pelantikan presiden Amerika minggu ini juga menyeret sentimen investor, kata analis PVM Oil, Tamas Varga.
“Selain virus corona yang berkecamuk, ketegangan pelantikan presiden pekan ini juga bisa menimbulkan keresahan di kalangan investor,” ujarnya.
Kejatuhan harga minyak tertahan setelah data China menunjukkan ekonomi importir minyak terbesar dunia itu mempercepat pemulihannya dari pandemi.
Harga juga mendapat dukungan dalam penurunan output minyak Libya, dengan Waha Oil Company mengurangi produksi hingga 200.000 barel per hari karena pemeliharaan pada pipa utama yang menghubungkan ladang minyak Al-Samah dan Al-Dhahra ke pelabuhan Es Sider. (SNU/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.