

Covid-19 Masih Menghantui, Minyak Merosot Di Awal Perdagangan
ENERGI November 19, 2020 Editor SitusEnergi 0

Tokyo, SitusEnergy.com
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, turun 39 sen, atau 0,9% menjadi USD41,43 per barel pada pukul 07.39 WIB, setelah naik hampir 1% pada penutupan Rabu.
Sementara, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, belum diperdagangkan di pasar Asia, setelah ditutup melesat 1,4% pada sesi Rabu.
Minyak WTI jatuh di awal perdagangan Kamis, melepaskan beberapa keuntungan dari sesi sebelumnya karena lonjakan kasus Covid-19 dan pelebaran langkah penguncian yang meningkatkan kekhawatiran atas permintaan bahan bakar. Hal ini mengimbangi berita vaksin yang optimistis.
“Penyebaran infeksi virus korona dan pembatasan baru di Amerika Serikat serta bagian lain dunia memukul sentimen pasar karena akan menghambat permintaan bahan bakar,” kata Kazuhiko Saito, Kepala Analis Fujitomi Co, dikutip dari Reuters, Kamis (19/11/2020).
“Investor juga melakukan profit taking dari reli baru-baru ini sebelum liburan Thanksgiving Amerika akhir November.”
Jumlah kematian di Amerika akibat Covid-19 mendekati 250.000, dengan Walikota New York Bill de Blasio mengumumkan distrik sekolah terbesar di negara itu akan menghentikan pembelajaran tatap muka dalam pembatasan besar terbaru untuk mengekang peningkatan infeksi.
Kasus virus corona harian di Tokyo dan Korea Selatan mencapai titik tertinggi yang baru, sementara New Delhi berjuang menghadapi lonjakan kasus dan Australia melaporkan jenis virus yang sangat menular yang memaksa penguncian di seluruh negara bagian.
Kekhawatiran tentang kerusakan ekonomi terkait virus korona melampaui optimisme vaksin yang dipicu pengumuman Pfizer dan BioNTech bahwa mereka bisa mendapatkan otorisasi darurat AS dan Eropa untuk vaksin Covid-19 bulan depan setelah hasil uji coba terakhir menunjukkan tingkat keberhasilan 95% dan tidak efek samping yang serius.
Sisi positifnya, persediaan minyak mentah AS naik 768.000 barel pekan lalu, kurang dari ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan peningkatan 1,7 juta barel, data pemerintah menunjukkan. Stok produk distilasi, yang mencakup solar dan minyak pemanas, turun 5,2 juta barel, jauh melebihi ekspektasi.
“Namun, kekhawatiran seputar kelebihan pasokan global masih membayangi, terutama dengan ekonomi yang terpukul Covid-19, kemungkinan akan membatasi kenaikan harga minyak,” kata Saito, memprediksi WTI akan diperdagangkan antara USD40-42 per barel hingga pertemuan OPEC Plus bulan ini.
OPEC Plus, yang terdiri dari Organisasi Negara Eksportir Minyak, Rusia dan produsen lainnya, akan membahas kebijakan pada pertemuan tingkat menteri yang digelar pada 30 November dan 1 Desember. (SNU/rif)
No comments so far.
Be first to leave comment below.