


Jakarta, Situsenergy.com
Badan Pegatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengakui ada keterlambatan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) saat masa natal dan tahun baru (nataru).
Menurut Komite Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Hendry Ahmad, saat masa libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 lalu terjadi keterlambatan penyaluran BBM namun tidak sampai membuat kelangkaan.
“Meskipun ada keterlambatan pengiriman, tapi secara umum pendistribusian BBM tidak terjadi kelangkaan dan tidak sampai mengganggu aktivitas masyarakat yang melakukan pengisian BBM,” kata Hendry saat jumpa pers di Kantor BPH Migas, Jakarta, Rabu (8/1/2019).
Lebih jauh ia mengatakan, keterlambatan penyaluran BBM tersebut disebabkan faktor cuaca, yang menyebabkan eterbatasan kemampuan alat transportasi untuk menerjang gelombang tinggi. “Biasanya jika cuaca ekstrim tidak ada kapal besar, pakai kapal kayu itu yang membuat pengiriman terlambat,” ujarnya.
Ia menambahkan, selama masa posko Natal dan Tahun Baru selama 21 hari (mulai 18 Desember 2019 hingga 8 Januari 2020) penyaluran gasoline turun 34,51 persen dari rata-rata penyaluran normal harian tahun 2019, tapi naik 5,08 persen dibandingkan penyaluran Natal dan Tahun Baru 2018-2019.
“Rinciannya RON 88 penyaluran turun 39,81 persen dibanding konsumsi harian. RON 90 juga turun 11,19 persen dibanding konsumsi harian, RON 92 turun 59,1 persen dan RON 95 turun 11,55 persen dibandingkan konsumsi harian,” papar Hendry.
Sementara untuk bahan bakar avtur, lanjut dia, penyalurannya pada masa natal tahun baru kali ini meningkat 4,58 persen dibandingkan konsumsi harian. Kemudian untuk LPG mengalami kenaikan penyaluran sebesar 22,09 persen dibandingkan dengan konsumsi harian atau sekitar 4.801 metrik ton (MT).
Sedangkan untuk gasoil atau solar konsumsinya turun 12,78 persen, dibanding konsumsi harian normal 2019 namun meningkat dibandingkan natal dan tahun baru 2018-2019.
”Jadi kalau solar turun itu biasa dalam setiap tahun ada aktivitas lebaran natal industri berhenti. Itu penurunan menggunakan bahan bakar solar bukan karena menurunya pertumbuhan ekonomi, truk juga memilih tidak beroperasi saat kondisi seperti itu,” pungkasnya.(adi)
No comments so far.
Be first to leave comment below.