


Jakarta, situsenergy.com
Program BBM Satu Harga masih terus berlanjut. Hal ini dipastikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melalui Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Pelaksanaan Program BBM Satu Harga Tahun 2018 dan Rencana Pelaksanaan Tahun 2019.
“Negara kita sangat luas, kepulauan yang disatukan oleh laut, jadi salah satu cara mewujudkan keadilan sosial untuk masyarakat yang tinggal di daerah tertinggal, terdepan dan terluar adalah melalui BBM satu harga. Program lainnya yang sudah berjalan ada program lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE)”, ujar Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Agung Kuswandono dalam sambutan pembukaannya.
“Masalah BBM Satu Harga yang belum merata ini disebabkan oleh wilayah yang belum memiliki lembaga penyalur khusus, infrastruktur jalan yang tidak memadai untuk pengiriman BBM dan belum ekonomis untuk dibangun penyalur karena volume yang kecil,”
Pada tahun 2018, dari target 67 penyalur, Pertamina berhasil mengoperasionalkan 70 penyalur. Ditargetkan pada akhir 2019 total 160 titik penyaluran BBM satu harga untuk Kawasan 3T akan beroperasi. Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga merupakan program pemerintah dalam mewujudkan energi berkeadilan.
Mewujudkan BBM Satu Harga, tidak mudah. Moda transportasi BBM ke penyalur yang ekstrim, kendala cuaca dan geografis juga kendala keamanan.
“Selama ini kita menunggu daerah mengusulkan, padahal ternyata ada daerah yang tidak mengusulkan, bukan karena sarana telekomunikasinya sudah maju, tapi karena daerahnya sangat terisolir sampai tidak mampu berkomunikasi dengan pusat. Jadi kita harus punya data kebutuhan masyarakat yang tepat. Listrik, BBM, telekomunikasi merupakan kebutuhan dasar juga jadi modal untuk mengembangkan ekonomi, tanpa itu , kehidupan tidak berkembang. Nah, dengan data yang tepat Kita bisa lihat kekurangannya dimana, lalu kita perbaiki,” pungkas dia.(SA)
No comments so far.
Be first to leave comment below.