Home LISTRIK Bakal Ada Tambahan Pasokan 6500 – 8000 MW Hingga 2022, Over Supply PLN Makin Parah
LISTRIK

Bakal Ada Tambahan Pasokan 6500 – 8000 MW Hingga 2022, Over Supply PLN Makin Parah

Share
bakal ada tambahan pasokan 6500 - 8000 mw hingga 2022
Share

Jakarta, Situsenergi.com

PT PLN (Persero) diprediksi akan mengalami over supply atau kelebihan pasokan listrik cukup tinggi, jika tidak segera ditemukan solusi untuk meningkatkan demand atau permintaan terhadap Listrik. Over Supply itu terjadi karena pandemi Covid-19, dimana banyak cabang-cabang produksi belum berkegiatan secara penuh akibat PPKM, sehingga hal itu memicu terjadinya kelebihan cadangan listrik PLN

Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) PT PLN (Persero) Haryanto W.S, sebagaimana dikutip dari CNBC mengatakan, tahun 2021 ini kemungkinan akan ada penambahan kapasitas pembangkit pada tahun ini di Jawa-Madura-Bali (Jamali) sekitar 2.500-3.000 megawatt (MW). Yang mana kapasitas 2.000 MW diantaranya berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa-7 Unit 2, termasuk penambahan dari PLTU Tanjung Jati unit 5 dan beberapa pembangkit yang dibangun PLN tidak kurang dari 1.000 MW.

“Tahun depan operasi beberapa IPP, PLTU Batang 2 unit, Tanjung Jati 1 unit, juga ada PLTGU Jawa 1, ada PLTU Cirebon, mungkin tahun depan akan menambah 4.000-5.000 MW,” ujar Haryanto, dikutip Selasa (31/8/2021). 

Kemudian pada tahun 2022, kata Haryanto, diperkirakan terdapat penambahan kapasitas dari beberapa pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/ IPP) sebesar 5.000 MW. Salah satu pembangkit listrik yang beroperasi yakni PLTU Batang 2×1.000 MW yang dikembangkan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).

Selain itu, ada pula penambahan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 dan PLTU Cirebon. Dengan demikian, total kapasitas pembangkit listrik akan bertambah sekitar 4.000-5.000 MW pada 2022.

Melihat realita tersebut, kata Haryanto, PLN memang harus menciptakan demand pada wilayah yang kemungkinan terjadi penambahan over supply, khususnya wilayah Jamali. 

“Ini jadi pekerjaan rumah kita bagaimana ciptakan demand di Jamali,” tegasnya. 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengungkapkan, penurunan permintaan listrik masyarakat yang terjadi akibat pandemi, membuat reserve margin pada 2020 mencapai 120 persen dari target yang dipatok sebelumnya. 

“Kemarin (2020) reserve margin ditargetkan 25 persen. Tapi kan pembangkit nyala terus, demand turun, maka kemarin reserve margin bengkak jadi 30,10 persen dari target atau 120 persen dari target. Ini makin gede (reserve margin), makin jelek, karena cost PLN jadi nambah,” paparnya beberapa waktu lalu. (SNU)

Share

Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Articles

PLTP Lahendong Jadi Andalan Listrik Bersih Sulutgo, Suplai 18% Beban Puncak

Sulut, situsenergi.com PLTP Lahendong terus menunjukkan perannya sebagai tulang punggung energi bersih...

PLN Gaspol Perkuat Jalan ke Pasar Karbon Global Lewat Investasi Transisi Energi

Jakarta, situsenergi.com PT PLN (Persero) kembali tancap gas memperkuat posisi Indonesia di...

PLN–ESDM Genjot Pemerataan Listrik, 100 Rumah Prasejahtera di Fakfak Akhirnya Terang

Fakfak, Situsenergi.com Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) kembali digulirkan Kementerian ESDM...

PLN Tebar Akses Listrik Baru di Konawe, Program LUTD Bawa Harapan bagi Warga Prasejahtera

Konawe, situsenergi.com PLN kembali menunjukkan komitmennya menghadirkan energi berkeadilan lewat program Light...