Jakarta, Situsenergi.com
Astra melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN), yang bergerak di sektor alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi, menegaskan komitmennya dalam memperluas pemanfaatan energi terbarukan. Perusahaan menargetkan 50 persen energi bersih dalam operasionalnya serta pengurangan emisi karbon hingga 30 persen pada 2030.
Chief of Corporate Affairs Astra, Boy Kelana Soebroto, menilai transisi energi menjadi pilar penting bagi masa depan Indonesia. “Melalui inisiatif di bidang energi terbarukan, kami ingin memperkuat kontribusi terhadap masyarakat dan lingkungan, baik hari ini maupun generasi mendatang,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Hingga saat ini, EPN telah mengoperasikan sejumlah pembangkit listrik berbasis energi bersih. Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tercatat mencapai 37 MWp, Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) sebesar 34,4 MW, serta Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan kapasitas 91,2 MW.

Langkah berikutnya, EPN tengah menyiapkan proyek waste to energy atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Legok Nangka, Jawa Barat. Fasilitas ini diproyeksikan mampu mengolah sekitar 2.000 ton sampah per hari dari enam kota dan kabupaten untuk menghasilkan listrik berkapasitas 40 MW. Proyek tersebut digarap bersama mitra internasional, yakni Sumitomo, Kyuden, dan Kanadevia, melalui perusahaan patungan PT Jabar Environmental Solutions.
Boy menegaskan, strategi transisi energi Astra sejalan dengan upaya pemerintah dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). “Semangat kami mendukung transisi energi sekaligus pemberdayaan masyarakat di Indonesia tidak lepas dari komitmen berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya. (DIN/GIT)
Leave a comment