

Anjlok Hingga 4 Persen, Harga Minyak Terdampak ‘Lockdown’ di Sejumlah Negara
MIGAS March 26, 2021 Editor SitusEnergi 0

New York, Situsenergi.com
Harga minyak dunia anjlok hingga 4 persen, Kamis, didorong penguncian atau ‘lovkdown’ terbaru di sejumlah wilayah Eropa dan Asia, akibat infeksi virus corona yang melesat. Kondisi tersebut memicu kekhawatiran pemulihan peemintaan yang lebih lama.
Harga kehilangan banyak keuntungan dari sesi sebelumnya yang mengikuti berita kapal kontainer besar kandas di Terusan Suez. Kapal tersebut masih belum dibebaskan, tetapi untuk saat ini pasar mengabaikan penghambatan tersebut, karena hanya sebagian kecil dari minyak mentah dunia yang dikirim melalui kanal itu.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup merosot USD2,46, atau 3,8 persen, menjadi USD61,95 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Kamis (25/3/2021) atau Jumat (26/3/2021) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), merosot USD2,62, atau 4,3 persen, menjadi USD58,56 per barel.
Sejumlah negara Eropa memperbarui batasan untuk mengekang kasus Covid-19, yang akan mengurangi permintaan dari wilayah tersebut. Jerman, ekonomi terbesar Eropa, mengalami peningkatan kasus virus corona terbesar sejak Januari.
“Jerman, Italia dan wilayah lain di zona euro sedang mundur dan kehancuran permintaan pada dasarnya luar biasa,” kata Bob Yawger, trader di Mizuho, New York.
Di beberapa bagian India sebelah barat, pihak berwenang memerintahkan orang-orang berdiam di rumah ketika infeksi virus corona yang baru mencapai level tertinggi dalam lima bulan.
Distribusi vaksin di Amerika Serikat lebih cepat ketimbang semua kecuali beberapa negara, tetapi ahli kesehatan khawatir bahwa perjalanan selama liburan musim semi akan memacu peningkatan kasus Covid-19.
Dolar yang kuat juga membebani harga minyak. Dolar mencapai level tertinggi empat bulan yang baru terhadap euro karena respons pandemi Amerika terus melampaui Eropa. Kenaikan dolar AS membuat minyak dalam denominasi greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC Plus, diprediksi memperpanjang pembatasan pasokan mereka saat ini hingga Mei dalam pertemuan yang dijadwalkan pada 1 April, empat sumber OPEC Plus mengatakan kepada Reuters.
Kelompok tersebut baru-baru ini menolak untuk meningkatkan pasokan karena kekhawatiran bahwa infeksi Covid-19 akan meningkat lagi.
Persediaan minyak mentah Amerika naik ke level tertinggi sejak Desember, Rabu, menambah pasokan global.
Pasar juga tertekan karena produsen kesulitan menjual ke Asia, terutama China. Pembeli Asia malah mengambil minyak yang lebih murah dari penyimpanan sementara pemeliharaan kilang mengurangi permintaan, kata sumber industri. (SNU/RIF)
No comments so far.
Be first to leave comment below.