

Aktivis Lingkungan Sebut Desa Wisata Binaan Pertamina Jadi Percontohan
ENERGI December 30, 2018 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergy.com
Pengembangan wisata Desa Kertajaya Creative Destination di Kampung Sodong, Desa Kertajaya, Padalarang, Bandung oleh Pertamina Berdikari, salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (Persero) mendapat respon positif dari pemerhati dan praktisi lingkungan hidup, Berry Nahdian Furqon.
“Pertamina dan desa tersebut patut diapresiasi karena dapat mengintegrasikan konsep ramah lingkungan dan wisata. Pemerintah selain harus memberikan apresiasi juga dapat menjadikan desa itu sebagai percontohan bagi desa-desa lainnya,” kata Berry pada media, Sabtu (29/12/2018) di Jakarta.
Ditambah lagi dengan upaya efisiensi dalam penggunaan energi alternatif melalui pemanfaatan Wind Turbine. Wind turbine adalah pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan energi angin.
Berry mengutarakan ada keuntungan ekonomis dan lingkungan dari pengimplementasian desa wisata bernuansa ramah lingkungan. “Yang pasti kelihatan atau kasat mata adalah bergeraknya roda ekonomi masyarakat sekitar. Adanya pergerakan roda ekonomi berarti akan menambah pendapatan masyarakat,” kata Berry.
Hal ini menambah income masyarakat. Disamping itu, pemanfaatan energi alternatif dapat menekan cost, yang berarti dapat menghemat biaya.
Dia juga menyatakan bahwa desa wisata yang dikembangkan juga memicu aktivitas ekonomi. “Kedatangan para wisatawan lokal dan asing juga menambah pendapatan warga,” ujarnya Berry.
Apalagi daerah tersebut juga didukung dengan keberadaan Balai Seni Barli, pelukis kenamaan.
Sedang keuntungan dari sisi lingkungan lanjut mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHl) Indonesia ini adalah bisa mengurangi bahan-bahan yang berbahaya.
Contohnya program diet kantong plastik. Juga sampah segel mobil yang didaur ulang dan disulap menjadi berbagai kerajinan bernilai ekonomis. Bahkan dapat diekspor. “Daur ulang sampah ini sangat bagus bagi lingkungan. Dan ini mencegah adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan,” tandasnya.
Inilah manfaat wisata terpadu antara ekonomi dengan aktivitas yang ramah lingkungan.
Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, ungkap Berry, produksi sampah plastik Indonesia menduduki peringkat kedua sampah domestik yaitu 5,4 juta ton per tahun.
“Plastik yang terbuat dari bahan dasar minyak bumi beserta dengan aneka bahan lain yang ditambahkan dalam pembuatannya, tidak dapat terurai dengan cara yang sama seperti bahan organik. Kayu, rumput, serta makanan yang dibuang mengalami proses yang disebut biodegradasi ketika tertimbun di dalam tanah, di mana bahan-bahan ini diubah oleh bakteri di dalam tanah menjadi senyawa yang berguna. Tidak demikian dengan plastik,” paparnya.
Kantong plastik standar, umumnya berbahan polyethylene tidak dapat mengalami biodegradasi, namun sebenarnya pada plastik dapat terjadi fotodegradasi, yakni menjadi rapuh dan terpecah-pecah bila terkena pancaran ultraviolet dari sinar matahari. “Diperlukan waktu yang lama bagi matahari untuk melakukan ‘keajaiban’ ini, sehingga para pakar memperkirakan setidaknya dibutuhkan waktu selama 500 tahun hingga 1.000 tahun untuk terjadinya penguraian,” terang Berry.
Ia juga menuturkan, dalam konteks global, kegiatan wisata desa yang terpadu dengan lingkungan hidup juga berkontribusi positif pada apa yang disebut perubahan iklim. “Walau tidak signifikan tetapi tetap berkontribusi pada mengurangi pencegahan pencemaran lingkungan.
Berry juga mengapresiasi Pertamina yang concern terhadap pemberdayaan masyarakat dan lingkungan hidup. “Ini sudah bagus. Tapi kebijakan ini sebaiknya jadi kebijakan yang lebih luas tidak hanya pilot project,” tandasnya.
Sehingga kolaborasi dengan masyarakat lebih kuat dan lebih luas. Selain itu, Berry berharap agar BUMN energi ini juga memperkuat energi ramah lingkungan. “Kedepan EBT (Energi Baru Terbarukan) porsinya lebih luas dan tinggi,” tegas Berry. Karena masa depan energi dunia akan beralih ke EBT bukan lagi bertumpu pada energi berbasis fosil. “Ada roadmaap 100 tahun, bukan 10 atau 20 tahun tentang EBT,” harap Berry.
Sebagai catatan, Kenterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menganugerahi Desa Kertajaya Creative Destination, Terminal BBM Bandung Group binaan PT Pertamina penghargaan PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) kategori Emas, pada Malam Penganugerahan PROPER periode 2017-2018, Kamis (27/12/2018) di Jakarta. Penganugerahan ini diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya. (Fyan)
No comments so far.
Be first to leave comment below.