Logo SitusEnergi
Akibat Pandemi, Realisasi Investasi Sektor Minerba Banyak Yang Tertunda Akibat Pandemi, Realisasi Investasi Sektor Minerba Banyak Yang Tertunda
Jakarta, Situsenergy.com Akibat pandemi corona, pemerintah memperkirakan banyak rencana investasi di sektor mineral dan batubara (minerba) yang seharusnya bisa direalisasikan tahun ini terpaksa ditunda.... Akibat Pandemi, Realisasi Investasi Sektor Minerba Banyak Yang Tertunda

Jakarta, Situsenergy.com

Akibat pandemi corona, pemerintah memperkirakan banyak rencana investasi di sektor mineral dan batubara (minerba) yang seharusnya bisa direalisasikan tahun ini terpaksa ditunda. Pasalnya industri minerba saat ini sedang terdampak cukup parah sehingga harga produk tambang anjlok di pasar internasional.

Irwandy Arif, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Kelola Minerba, mengatakan bahwa investasi atau proyek baru dalam peningkatan efisiensi, otomatis berhenti karena tenaga kerja dan pendanaan sulit. Kemudian mulai Januari 2020 sudah ada pemberhentian pembangunan smelter  baru karena masalah tenaga kerja dan lain-lain.

Salah satu investasi yang paling terasa akan sangat terdampak adalah pembangunan smelter. Pemerintah memprediksi jika Covid-19 berakhir Juni 2020, maka proyek akan tertunda hingga 2021. Namun kondisi saat ini terlihat tidak ada tanda-tanda wabah Covid-19 akan berakhir dalam waktu dekat. Jika proyeksi penanganan Covid-19 baru bisa dikendalikan hingga akhir tahun, pembanguan smelter akan mundur menjadi 2023.

“Kami ambil skenario sampai akhir tahun, rencana investasi sebesar USD3,7 miliar akan bergeser ke 2021. Untuk tahun ini Kementerian ESDM mematok target investasi minerba sebesar USD7,7 miliar,” kata Irwandy, Kamis (25/6).

BACA JUGA   Gandeng INPEX Masela, Badak LNG Siap Panaskan Proyek Gas Raksasa di Indonesia

Selain investasi, pemasukan negara juga terdampak sehingga terjadi penurunan yang sangat signifikan uang yang masuk ke kas negara. Sampai dengan bulan April pengaruh covid-19 memang belum begitu terasa baik itu produksi maupun penerimaan negara. Hanya saja setelah April sampai akhir 2020 pasti akan ada pengaruhnya ke Indonesia.  Kalau ini berlanjut cukup lama hingga 2020 ini akan ada penurunan penerimaan sekitar 20 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp44,34 triliun.

“Kalau kami melihat disini, pertama sudah ada gejala penurunan harga komoditas mineral batubara,” kata Irwandy.  (DIN/rif)

No comments so far.

Be first to leave comment below.

Your email address will not be published. Required fields are marked *