Cilacap, situsenergi.com
Minyak jelantah yang biasanya terbuang percuma kini justru jadi sumber cuan dan energi bersih bagi ratusan warga Cilacap Selatan. PT Pertamina (Persero) lewat Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV (RU IV) menggandeng Bank Sampah Beo Asri di Kelurahan Tegalreja untuk mengelola limbah jelantah agar punya nilai tambah ekonomi sekaligus menjaga lingkungan.
Program yang berjalan sejak 2023 ini berhasil mengajak 880 warga aktif mengumpulkan minyak jelantah dengan rata-rata volume 175 kg per bulan. Minyak tersebut dijual ke Perbanusa Cilacap seharga Rp5.000 per kilogram. Hasilnya? Omzet warga tembus Rp12 juta per tahun!
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa minyak jelantah bukan sekadar limbah, tetapi bisa diolah menjadi bahan bakar pesawat ramah lingkungan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF). “Bank Sampah Beo Asri menjadi bagian dari ekosistem energi hijau Pertamina yang tidak hanya menjaga lingkungan, tapi juga memperkuat kemandirian ekonomi warga,” kata Fadjar.

Dukungan juga datang dari Pemerintah Daerah. Camat Cilacap Selatan, Basuki Priyo Nugroho, mengapresiasi langkah Pertamina mendampingi warga. Menurutnya, wilayah dengan 80 RW dan 425 RT ini punya potensi besar untuk memperluas pengelolaan jelantah. “Kami berharap Pertamina terus membina bank sampah di wilayah ini, termasuk Beo Asri, dan memperluas pendampingan ke lima kelurahan lain,” ujar Basuki.
Lebih dari sekadar keuntungan finansial, program ini juga membentuk budaya baru di masyarakat. Warga kini terbiasa memilah limbah rumah tangga, melibatkan UMKM, kader lingkungan, hingga komunitas lokal. Perlahan, terbentuk ekosistem hijau inklusif yang membawa dampak nyata bagi keberlanjutan.

Dengan begitu, minyak jelantah yang dulu dianggap sampah kini jadi bukti nyata bahwa ekonomi sirkular bisa berjalan dan membawa manfaat langsung bagi masyarakat. (*)
Meta Deskripsi
Pertamina ubah minyak jelantah jadi energi bersih lewat Bank Sampah Beo Asri. 880 warga Cilacap kini dapat cuan Rp12 juta per tahun.
Leave a comment