

ABB Hadirkan Teknologi Pendukung Pembangkit Listrik Geothermal
ENERGI September 20, 2018 Editor SitusEnergi 0

Jakarta, Situsenergy.com
Dua pembangkit listrik panas bumi di Jawa Barat yang telah menghasilkan energi terbarukan selama lebih dari dua dekade akan mendapat manfaat utama dari penggantian sistem kontrol turbin yang dilakukan ABB.
Dimiliki dan dioperasikan oleh PT Indonesia Power Kamajang, pembangkit listrik panas bumi 55-megawatt di Darajat dengan turbin uap buatan MHI telah beroperasi selama 22 tahun, sementara pembangkit panas bumi Gunung Salak dengan tiga unit pembangkit masing-masing sebesar 60 MW telah beroperasi selama lebih dari 20 tahun melalui turbin uap yang diproduksi Ansaldo.
Mengingat kebutuhan penggunaan yang panjang, sistem kendali turbin yang dimiliki saat ini membutuhkan teknologi yang lebih terdepan, suku cadang dan dukungan teknis dari pabrikan asli, diperlukan peningkatan ke teknologi digital terbaru.
ABB telah mendapatkan kontrak penggantian sistem digital electro-hydraulic control (DEHC) untuk turbin uap dengan mengganti sistem kontrol turbin dengan solusi control turbin ABB Ability ™ Symphony® Plus, termasuk kontrol pengatur, turbin dan start-otomatis dan Sistem Instrumentasi Pengawasan Turbin yang Terintegrasi atau Turbine Supervisory Instrumentation System (TSI) yang juga dikenal sebagai Sistem Pemantauan Getaran atau Vibration Monitoring System (VMS).
Ruang lingkup pasokan juga mencakup desain, teknik, instalasi dan komisioning, pelatihan dan pemeliharaan, dan layanan pasca-komisioning. Selain itu, ABB akan memasok sinkronisasi otomatis di pembangkit listrik Darajat dan katup stop utama dan katup kontrol pengatur untuk tiga turbin uap di pembangkit listrik Gunung Salak.
ABB Ability™ Symphony® Plus adalah bagian dari portofolio digital ABB Ability™, perangkat digital lintas industri terpadu, mulai dari perangkat sederhana sampai perangkat nirkabel yang lebih canggih hingga berbasis cloud. Sistem baru yang dipasang di Jawa Barat akan dilengkapi dengan fitur kontrol dan perlindungan digital terdepan—memfasilitasi pengguna dengan sistem operasi yang aman, andal, dan ekonomis seraya menawarkan akses yang lebih baik ke informasi operasional untuk memudahkan pemeliharaan dan meningkatkan ketersediaan. Keseluruhan proyek ini ditargetkan dengan perampungan secara bertahap hingga akhir 2020.
“Kami berhasil mendapatkan kontrak kerja ini berdasarkan pengalaman dan rekam jejak panjang dalam teknologi digital maupun sistem kontrol turbin,” kata Kevin Kosisko, Managing Director Power Generation & Water business ABB dalam keterangannya, Kamis (20/9).
Dia juga mengatakan, proyek penggantian ini akan meningkatkan fleksibilitas, keandalan, ketersediaan, dan mengurangi biaya pemeliharaan di dua pembangkit panas bumi, sambil menjajaki teknologi digital baru yang dilengkapi dengan berbagai fitur sebagai enabler dan secara bersamaan mendukung upaya pelanggan kami untuk berkontribusi pada masa depan yang berkelanjutan.
“Dengan wilayah kelautan dan daratan yang luas, yang mencakup lebih dari 13.000 pulau, Indonesia terbentang sepanjang 5.000 kilometer di sepanjang garis khatulistiwa. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan populasi keempat terbesar di dunia. Sementara itu, Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kawasan perkotaan terbesar ke dua di dunia,” paparnya.
ABB adalah pemimpin pasar global distributed control systems (DCS). Hal tersebut dikonfirmasi melalui laporan ‘Distributed Control Systems Global Market 2016-2021’ yang dikeluarkan oleh ARC Advisory Group. Perusahaan tersebut memiliki perangkat sistem kontrol terinstalasi terbesar di dunia (70.000) dan 70 juta perangkat terhubung, di mana ABB Ability Symphony Plus DCS memiliki lebih dari 6,8 GW instalasi global.
Untuk sektor energi dan air, ABB memberikan sistem layanan solusi digital yang terintegrasi dan aman untuk mengotomasi dan mengoptimalkan kinerja pembangkit listrik konvensional dan terbarukan serta fasilitas air. (Fyan)
No comments so far.
Be first to leave comment below.