


Jakarta, situsenergy.com
Penemuan-penemuan cadangan minyak dan gas bumi (migas) baru oleh PT Pertamina (Persero) menunjukkan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ini sedang getol menggalakkan kegiatan eksplorasi, meskipun dananya tidak terlalu besar. Inilah spirit optimisme yang dibangun anak bangsa yang sejatinya bisa ditangkap pemerintah.
“Jika Pertamina mau disetel sebagai World Oil Class Company, maka Pertamina harus dibebaskan dari kebijakan yang mempersempit ruang fiskalnya untuk investasi hulu, seperti alih beban Program BBM Satu Harga ke perseroan,” kata M Kholid Syerazi, pengamat migas, pada media, Rabu (10/4/2019) di Jakarta.
Walaupun demikian, Pertamina masih harus terus didukung menjadi besar dengan kebijakan yang memihak. “Ada keberpihakan pemerintah pada BUMN ini,” lanjut Kholid.
Dia juga mengutarakan diantara NOC lain, Pertamina masih minor. “Porsinya masih kecil dalam penguasaan cadangan (hanya 10%) dan produksi (hanya sekitar 23%). Artinya porsi Pertamina dalam mendukung ketahanan energi sangat besar, tetapi perannya masih kecil karena sistem tata kelola yang belum memihak,” papar Kholid.
Pertamina sudah menunjang dan bahkan jadi penunjang utama ketahanan energi, tetapi posisinya lemah, apalagi jika dibandingkan dengan NOC lain. Penyebabnya karena regulasinya tidak mendukung, UU Migasnya memperlemah Pertamina.
Diketahui, PT Pertamina EP (PEP), anak usaha PT Pertamina (Persero) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas berhasil menemukan cadangan gas dan kondensat di area Pertamina EP Asset 4 di Kecamatan Toili Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah melalui pemboran sumur eksplorasi Morea – 001 (MOR-001) dengan kedalaman akhir 2300 meter.
Exploration & New Discovery Project Director PT Pertamina EP, Alfian Husein menuturkan, penemuan cadangan gas tersebut dipastikan setelah Tim Exploration Drilling Morea-001 dari Pertamina EP melakukan Drill Stem Test (DST) atau Uji Kandung Lapisan pada batuan karbonat Formasi Mentawa yang sedang berlangsung, mengalirkan Gas sekitar 10 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan diperkirakan akan lebih besar lagi. Besaran cadangan tersebut baru akan diketahui dalam beberapa bulan mendatang setelah selesai evaluasi lanjut dan verifikasi cadangan. Penemuan baru ini didapatkan setelah penemuan cadangan dari pemboran eksplorasi sebelumnya tahun lalu, di struktur Wolai dengan Contingent Resources sekitar 250 Milyar kaki kubik gas (BCFG) plus beberapa juta barel minyak (MMBO).
Kawasan Donggi-Matindok diprediksi masih menyimpan beberapa prospek dan lead yang cukup menjanjikan, apalagi kegiatan survey seismic 2D maupun 3D baik di daratan maupun di lepas Pantai sedang dilakukan bahkan untuk yang lepas pantai telah selesai pertengahan Maret 2019 lalu. (Fyan)
No comments so far.
Be first to leave comment below.